22.2.07

DON'T LOVE TOO MUCH

Dan tidaklah ada kehidupan dunia itu, kecuali kesenangan yang membujuk­ (Q.S. Ali Imron:85) Manusia yang ditugaskan oleh Allah sebagai kholifah di bumi ini, memang disertai oleh Allah berbagai macam kesenangan. Allah menciptakan wanita, menciptakan binatang, menciptakan tumbuhan dan menciptakan harta benda lainnya. Semua itu diperuntukkan kepada manusia, agar manusia tambah senang dalam beribadah dan tambah syukur, tambah serius dengan adanya fasilitas yang diberikan Allah padanya. Namun keadaan kadang menjadi sebaliknya, manusia justru jadi sibuk mengurusi dunia dan melupakan Penciptanya. Masyaa Allah! Sesuatu yang diciptakan dengan tujuan baik, kadang-kadang - bahkan sering kali disalahgunakan - yang akhirnya menjadi jelek. Yang tadinya halal jadi haram atau sebaliknya. Begitulah adanya dunia ini berkat pengaruh dari iblis yang selalu menggoda manusia, sehingga banyak manusia yang terlena dan lupa dengan akhiratnya. Na'udzubillah. Demikian halnya dengan kita orang iman, pejuang-pejuang fi sabilillah, hal-hal semacam itu pasti akan kita hadapi. Kita akan punya istri. Jangan sampai istri kita itu mengganggu dan menghambat perjuangan dalam Sabilillah, karena saking cintanya kita padanya. Sebab istri kita itu cantik jelita. Dulu mendapatkannya amat susah. Melewati perjuangan yang panjang dan rintangan yang melelahkan, mulai dari permit mertua sampai restu eyang putrinya. Sehingga setelah mendapatkannya, kita enggan meninggalkannya dan takut diambil orang. Padahal hasil dari perjuangan fi sabilillah itu lebih baik dan lebih besar dari segala-galanya. Istri kita yang cantik itu akan diganti dengan bidadari yang berlipat jumlahnya, yang tak pernah membosankan parasnya dan lebih cantik dari apa-apa yang tercantik di dunia ini. Selain itu kita akan punya rumah. Rumah yang bagus, indah dengan harga yang melangit dan lokasi elit. Punya mobil, model terbaru dengan harga yang yahuud. Punya moge (motor gede) atau motor jenis lain gress - keluran terbaru. Punya simpanan intan- berlian dan emas murni 24 karat yang meruah. Dan harta lain yang ciamik - prestise di mata manusia pada umumnya. Tapi, jangan sampai kita malas melangkah berjuang di agama Allah karena takut akan rusaknya barang-barang tersebut. Takut rumahnya kemalingan. Takut mobilnya tabrakan, penyok. Takut motornya kotor, rusak dan berbagai rasa lain yang intinya merasa terlalu sayang jika milik kita itu rusak, karena digunakan untuk sabilillah. Padahal Allah telah berf irman: `Apa - apa yang ada di sisimu itu akan rusak, dan apa -apa yang ada di sisi Allah itu yang kekal.' Jadi kesimpulannya, apa saja yang kita cintai dengan amat sangat, kita cintai dengan berlebihan, kita cintai dengan terlalu, maka akan menghambat dan menghentikan langkah perjuangan. Cintamu pada sesuatu akan membutakan dan menulikan (alhadist). Lalu bagaimana ? Bagi para pejuang, pembela agama, cintailah dunia itu seperlunya saja; sak madyo saja, jangan berlebihan. Bila kita bisa mencintai dunia dengan rasa cinta yang tidak berlebihan, maka bila kita menghadapi suatu resiko perjuangan, kita berani berkorban untuknya. Kita berani tombok. Wani susuke. Kita berani meninggalkannya karena cinta kita lebih tertanam pada hal-hal yang lebih baik dan kekal dari hasil perjuangan. Dalam kenyataannya, misal mobil kita penyok ya dikentengkan, kalau kotor ya dicuci, kalau rusak ya diperbaiki dan kalau hilang ya diganti – (beli lagi). Itu dinamikanya ibadah. Tidak menggerutu dan ngomel-ngomel menyalahkan Allah. Tidak kecewa dan tidak sakit hati - merasa berat, tapi tawakal dan tetap senang dalam sabilillah. Itu merupakan seninya ibadah. Bila sikap seperti ini kita miliki, maka langkah kita dalam berjuang di agama Allah, sebagai pejuang, tidak berat – bot-boten, tetapi akan mantap – tegak untuk melangkah : rawe-rawe rantas – malang-malang putung dan terus melaju – anget-anget kebo maju. Ingatlah hadist di bawah ini. `Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang sholih, apa-apa yang belum pernah terlihat mata, apa-apa yang belum terdengar telinga dan apa-apa yang belum terlintas dalam benak manusia.' (Alhadist)

No comments: