30.11.07

Mohon Maaf

InsyaAlloh saya akan pergi ke Baitulloh pada musin haji akhir tahun ini, maka saya mohon pamit untuk tidak posting dulu selama beribadah....
Saya cuti dari tgl. 3 Des 2007 - 31 Jan 2008 (luamaa pisan euy..??)..Yaah, Karena blog ini belum punya kontributor lain selain saya....
Jadi tentunya ga ada postingan selama saya pergi. Mohon maaf...Thank's telah berkunjung

29.11.07

Ibadah haji itu WAJIB hukumnya bagi setiap orang yang mengaku IMAN kepada Allah dan hari akhir, bila ia telah mampu membiayai perjalananya. MAMPU dalam hal ini adalah BIAYA, KESEHATAN & KEAMANANya. Dalam AlQur’an surah Al-Imron ayat 97: “ Walillaahi alannaasi hijjulbaitii manistatho’a ilaihi sabiilaa..Waman kafaroo fainnalloha ghoniiyyun ‘anill’aalamiin.” “…mengerjakan haj itui adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah]. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
Sebagai orang yang mengaku beriman, sudah seharusya kita semua memiliki NIAT untuk menunaikan usaha haji. Niat itu BUKAN hanya dalam HATI, namun harus ditindak lanjuti.
Bagaimana caranya? dengan D.U.I.T. 1. DO’A (tulis doa & dalilnya) **Sholat hajat khusus meminta agar bisa berangkat haji sebelum mati **Yakin dengan doanya sendiri (keyakinan kuat) bahwa Allah pasti mengabulkan Dalil…. 'Ud'unii astajib lakum' Berdo'alah maka akan Aku Kabulkan, begitu janji Allah 2. USAHA : a) Menabung (berapa pun, bahkan Rp 100,- setiap hari boleh, contoh nya kita sndiri). Ingat, dengan usaha itu Allah pasti akan memberi lancar rejekinya. Ingat dalil: wa man jahadu fina lanahdiyannahum subulana (barangsiapa yg bersungguh-sungguh di dalam jalan Allah, maka Allah akan menunjukkan jalanya). Entah jalan itu melalui kontrak kerja, usaha, hadiah, warisan, atau bahkan mendang undian. b) Ikut Arisan Haji: keuntungan dari ikut arisan ini adalah pahala yang terus-menerus setiap kali musin haji! Bagaimana mungkin? Ya iya lah… karena setiap kali ada anggota arisan yang menunaikan ibadah haji, maka kita ikut ‘iuran’ terhadap biaya hajinya itu bukan? Jadi, siapa pun yang menang haji tahun itu, semua anggota arisan akan mendapatkan pahala! Itulah nikmat dan keuntunganya. 3 & 4. IMAN & TAWAKKAL"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dan memberinya rizqi dari jalan yang tidak disangka-sangka" QS 65:2. Ya, dengan kekuatan takwa dan tawakal, Allah akan membukakan jalan dari hal yang sebelumnya tidak kita duga. Juga di QS 2: 3-5. Orang-orang yang beriman itulah yang mendapat petunjuk dan merekalah orang2 yang beruntung. Kekuatan iman dan takwakkal-lah yang benar-benar menggerakkan alam semesta mendukung (mestakung) Sebagai orang beriman kita harus MEMPERSUNGGUH bisa melaksanakan ibadah haji, sama dengan mempersungguh kita dalam melaksanakan sholat; sebab sama-sama WAJIB nya. Sama-sama RUKUN Islamnya.
KEUNTUNGAN ORANG HAJI 1. SEMPURNA islamnya, karena telah melaksanakan semua rukunnya 2. DIAMPUNI DOSAnya, sehingga ia kembali suci seperti bayi yang baru lahir 3. DIKABULKAN DOA nya, sebab telah diampuni dosanya, maka orang yang haji akan makbul doanya. Ditambah lagi, orang berhaji adalah orang yang hukumnya sedang dalam perjalanan, dimana orang musafir adalah makbul doanya. Berikut dalilnya…. 4. DIJAMIN SORGAnya. Tiada balasan bagi haji mabrur kecuali sorga 5. DIJAMIN KAYAnya. Haji itu menghilangkan kefakiran. Jadi orang yang sudah berangkat haji tidak akan jatuh miskin/fakir. Banyak kejadian dimana orang belum punya rumah, usaha dan hidupnya pas-pasan, rumah masih ngontrak, anak masih kecil, namun mempersungguh untuk pergi haji dahulu; akhirnya sepulang haji Allah memberi kelancaran rejeki dan menjadi orang kaya. Contoh: pemilik Bakso kepala sapi (ide dagang itu datangnya dari Allah bukan?) DIGANTI BIAYAnya. Semua biaya untuk pergi haji itu dianggap SODAKOH dan akan diberi pahala berlipat ganda, serta pasti diganti di dunianya. 6. DLL. masih banyak keuntungan yang lain. Oleh karena itu:
Kalau betrani ngaku IMAN harus punya niat haji Kalau ngaku iman harus berani HIDUP IRIT Kalau ngaku iman harus MEMPERSUNGGUH usaha dan doa agar bisa naik haji.
InsyaAlloh dalam waktu dekat Kami akan melaksanakan IBADAH HAJI bersama istri, berangkat dari Surabaya 11/12 dec 2007. Kepada pembaca Blog ini, kami Mohon maaf kalau ada kesalahan penulisan / perbuatan selama ini
Salam
Alex Bernadi

Socrates

Anda kenal Socrates? Dia adalah filsuf Yunani yang terkenal karena keilmuannya. Namun dari sekian banyak karyanya, mungkin ini salah satu cerita yang perlu kita simak darinya. Cerita ringan yang penuh arti, dan bagi yang sudah pernah membacanya silahkan mengulang dan pasti tidak akan pernah menyesalinya. Dijamin..! Suatu pagi, seorang pria mendatangi Socrates, dan dia berkata, "Tahukah Anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman Anda?" "Tunggu sebentar," jawab Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan saringan tiga kali." "Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Socrates. "Sebelum Anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan hal yang bagus bagi kita untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai saringan tiga kali.” Kemudian kedua orang itu pun bersiap untuk memulai ujian. "Saringan yang pertama adalah kebenaran. Sudah pastikah bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah kepastian kebenaran?" "Tidak," kata pria tersebut, "Sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada Anda". "Baiklah," kata Socrates. "Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Hmm... sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu kebaikan. Apakah yang akan Anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?" "Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk". "Jadi," lanjut Socrates, "Anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi Anda tidak yakin kalau itu benar. hmmm... Baiklah Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu kegunaan. Apakah yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?" "Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut. "Kalau begitu," simpul Socrates, "Jika apa yang Anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya?" Mari bandingkan dengan dalil-dalil:
”Tetapilah atas kalian panjangnya diam kecuali dengan kebaikan.”(alhadist) ’Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata yang baik.’ (alhadist) ”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” An-Nisaa : 114. Banyak diantara kita terkadang melakukan hal-hal yang tidak berguna, walaupun dengan alasan kill the time misalnya. Dan kalau dihitung jumlahnya, mungkin banyak sekali. Dan saringan tiga kali ini mungkin bisa mengingatkan kita, setidaknya menjadi traffic light untuk sekedar bicara. Bukan hanya untuk menerima berita, namun juga saat kita akan menyampaikannya. Silahkan mencoba.

22.11.07

Akhlaq dan Kedermawanan

Beberapa saat yang lalu saya menemukan sebuah hadist yang sangat menggugah ghiroh saya. Pengin tahu hadistnya? Simak baik-baik petikannya berikut.
Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Asaakir, dari Jabir bin Abdillah RA, dari Rasulullah SAW, Allah berfirman, ''Inna hadza diinun irtadloituhu linafsi, lan yushlihahu illaa as-sakhoo-u wa husnul khuluq, fa akrimuuhu bihima maa shohibtumuuhumaa. Artinya; “Inilah agama yang Aku ridhai untuk diri-Ku. Tidak ada yang mampu membuatnya bagus, kecuali kedermawanan dan akhlak yang bagus. Karena itu, muliakanlah agama ini dengan yang dua itu dengan kamu menemani (melestarikan) keduanya.''
Hadist qudsi ini seolah menyimpulkan beberapa hadist yang telah kita dengar dan pelajari. Misal di K. Adab diterangkan bahwa tujuan kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak. Bu’istu li utammimal akhlaq. Atau hadist lain yang menerangkan ketika Nabi SAW ditanya siapakah mukmin yang paling afdhol Nabi? Nabi SAW menjawab, “Yang paling baik akhlaqnya.” Dalam hal ini kenapa kok akhlaq? Inilah keterangannya.
Di dalam akhlak itu 'melayani' dua matra: hablun minallah (hubungan dengan Allah) dan hablun minan naas (hubungan dengan sesama manusia). Tidak dapat disebut berakhlak mulia kalau kedua matra itu tak terlayani dengan sebaik-baiknya. Bukan akhlak mulia bila keshalihan ritual tanpa dibarengi keshalihan sosial atau sebaliknya. Sama halnya dengan khusyuk (merendahkan diri di hadapan Allah), tak dapat dipisah dari tawadhu (berendah hati di hadapan makhluk).
Mengapa kedermawanan? Sebab harta adalah titipan Allah. Titipan itu bisa benar-benar menjadi anugerah kalau manfaatnya mampu menetes kepada lingkungan. Bagi seorang mukmin, segala isi dunia ini, termasuk harta, harus berfungsi ibadah. Ibadah berarti infak. ''Wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun, dan sebagian dari yang Kami anugerahkan, mereka infakkan: derma.'' Sungguh merugi, hartawan yang tidak demawan. Rugi diri sendiri, rugi pula masyarakatnya.
Akhlaq merupakan intern manajemen sedangkan dermawan adalah external manajemen. Jadi lakukan pengelolaan terhadap pemberian yang bersifat inert – bawaan kemudian baru melakukan manajemen terhadap pemberian. Hal ini akan mudah kita pahami kalau kita sepenuhnya memahami hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad, Sesungguhnya Allah membagi akhlaq kalian seperti Allah membagi rejeki pada kalian.
Jadi, akhlaq dan kedermawanan ini memegang peran penting dalam keberkahan umat. Dalam sebuah hadisnya Rasulullah SAW bersabda, bahwa di antara empat hal yang menentukan tegaknya dunia (masyarakat) adalah dermawannya kaum berpunya, di samping ilmunya para ulama, hadirnya pemimpin yang adil, dan doanya orang miskin.

20.11.07

Hidup ini merupakan sebuah pilihan

Dalam kehidupan kita sering melupakan prioritas hidup kita. Selalu kita mati-matian cari uang. Selalu berusaha habis-habisan. Bahkan mengorbankan kesehatan kita. Sampai pada suatu titik di mana kita jatuh sakit.
Saat kita sakit, saat badan kita terasa sakit semua, tulang rasanya ngilu, pokoknya segalanya menjadi tidak enak, maka kita tiba-tiba baru sadar. Apapun banyaknya uang yang kita punya, tetap kesehatan itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup ini. Sering karena kesibukan bisnis kita - karena kemauan keras kita mencari uang - kita melupakan kesehatan kita.
Saat sakit, kita 'baru' menyadari bahwa saat sedang sehat, kita tidak pernah menghargai kesehatan kita sendiri. Waktu kita sakit, barulah kita menyadari bahagianya kalau menjadi orang yang sehat.
Ada sebuah cerita tentang seorang manajer yang bekerja habis-habisan. Sampai suatu ketika umur 45 tahun dia melakukan check-up di Singapore. Dan ternyata ketahuan jantungnya mengalami penutupan. Harus dilakukan operasi by-pass pada saat itu juga demi kebaikannya.
Ketika dia masuk ke ruang operasi, sadarlah manajer itu. Dia merasa yang penting di dalam hidup ini ternyata bukan cuma uang saja. Dia merasa tiba-tiba saja mengalami perubahan dalam hidupnya.
Dengan cerita ini tidak berarti saya berkata uang itu tidak penting. Uang itu penting. Kerja keras itu penting. Bekerja habis-habisan itu penting. Tapi kesehatan kita juga penting.
Kadang-kadang kita perlu berdiam sejenak untuk merenungkan kembali prioritas hidup kita. Mungkin ada orang yang bekerja mati-matian, tiba-tiba terkejut ketika mengetahui bahwa anaknya pengidap sabu-sabu, karena kurangnya perhatian darinya selaku orang tua. Dia baru sadar bahwa dia tidak meluangkan waktu untuk memperhatikan anaknya ketika melihat putranya sudah 'rusak'.
Dalam kehidupan, kita harus memikirkan prioritas hidup kita. Kita tidak mungkin berharap semuanya baik. Semuanya sempurna. Tidak bisa. Kita harus mengalokasikan berapa % waktu dan energi kita untuk mencari uang. Berapa % untuk keluarga, berapa % untuk kesehatan kita, berapa % untuk ibadah, berapa % untuk kehidupan sosial dan lainnya. Karena hidup ini adalah merupakan sebuah pilihan

31.10.07

Mengapa Ada Perbedaan 1 Syawal antara Jakarta dan Mekkah?

Suatu saat sahabat dari Arab telpon ke Indonesia, mereka mengabarkan kalau di Saudi hari raya-nya jatuh pada hari Jumat. Si penelepon nyletuk, kok Indonesia hari sabtu sih, nggak ngikutin Mekah?

Kita jadi berpikir kenapa kita beda dengan Arab Saudi ya?

Sebagaimana kita tahu bahwa penentuan hilal atau tanggal dalam kalender islam itu berdasarkan rukyat. Perhitungan kalender islam didasarkan perputaran bulan mengelilingi bumi, bukan berdasarkan pada hitungan bumi mengelilingi matahari. Oleh karena itu, pergantian hari dihitung selepas maghrib. Misal, yang dimaksud dalam hadist Nabi, hari Jumat adalah terhitung mulai hari Kamis selepas maghrib sampai Jum’at sebelum maghrib. Bukan seperti pemahaman umum yang menyatakan pergantian hari pada jam 12 malam atau jam 24.00.

Dan rukyat ini dipengaruhi oleh posisi geografis dan kondisi cuaca setempat. Kita tahu bahwa posisi kita – Indonesia – dengan Saudi itu berbeda.

Dibawah ini dijelaskan oleh Pak Bambang Eko uraian secara jlentreh tentang hal diatas, mudah-mudahan bisa membuat pemahaman kita tentang penanggalan ini menjadi luas dan jelas

MENGAPA BISA TERJADI PERBEDAAN AWAL PUASA

ANTARA JAKARTA DAN MEKAH?

(Penjelasan Secara Orang Awam)

1. Berdasarkan dalil, perhitungan puasa adalah dengan rukyat (melihat bulan). Pada saat akan memasuki bulan Ramadhan, kalau pada saat matahari terbenam sudah terlihat bulan baru (new moon, hilal) di ufuk barat, maka besoknya kita puasa. Kalau hilal belum kelihatan, besoknya kita belum puasa.

2. Perbedaan awal waktu puasa antara Jakarta dan Mekah bisa terjadi karena perhitungan puasa menggunakan kombinasi sistem Qomariyah dan sistem Syamsiyah. Mulai puasa (tanggal 1 Ramadhan) dengan dasar melihat pergerakan bulan (sistem Qomariyah) tetapi waktu (jam) puasa dengan dasar melihat pergerakan matahari (sistem Syamsiyah).

3. Seperti kita amati bersama, bulan baru / new moon / hilal terbit di ufuk barat pada saat matahari baru terbenam. Semakin hari, bulan akan tampak semakin tinggi di langit. Dengan kata lain, bulan terlihat bergerak dari barat ke timur, sehingga kira-kira 14 hari setelah hilal, bulan purnama akan terbit di ufuk timur pada saat matahari terbenam.

4. Periode rata-rata dari hilal ke hilal berikutnya adalah 29,530588 hari.

5. Yang kita lihat, bulan menempuh 360o langit dalam 29,530588 x 24 jam = 708,73411 jam.

6. Berarti dalam satu jam bulan terlihat naik (bergerak dari barat ke timur) sebesar 360o / 708,73411 = 0,507948o.

7. Beda waktu antara Jakarta dan Mekah adalah 4 jam (Time zone Jakarta adalah GMT + 7,00 sedangkan Mekah GMT + 3,00).

8. Kalau mau agak persis mah, perhitungannya begini: Posisi kantor saya di Jakarta: 06o 14,376’ S – 106o 47,730’ E atau 6,240o S – 106,796o E. Posisi Ka’bah: 21o 25,355’ N – 39o 49,570’ E atau 21,423o N – 39,826o E. Beda derajat bujur adalah 106,796o – 39,826o = 66,970o. Matahari menempuh 360 derajat bujur keliling bumi dalam 24 jam. Maka beda 66,970 derajat akan memunculkan beda waktu sebesar (66,970 / 360) x 24 jam = 4,465 jam. Sebagai perbandingan, bisa dilihat jadwal waktu sholat Magrib di www.islamicfinder.com pada tanggal 05 Januari 2007. Di Jakarta, Magrib jam 11:12 GMT, di Mekah 14:53 GMT. Ada beda waktu 3 jam 41 menit atau 3,683 jam. Supaya tidak tambah ruwet, karena ini perhitungan cara awam, kita ambil saja beda waktu 4 jam.

9. Dalam 4 jam, bulan akan terlihat naik setinggi 4 x 0,5079478o = 2,031792o.

10. Secara astronomi, hilal baru akan nampak bila posisinya (perhitungan matematik) 2o di atas horizon / cakrawala. Bila posisinya kurang dari 2o, maka hilal belum nampak, sekalipun memakai teropong bintang (ini kata Pak Bambang Hidayat dari jurusan Astronomi ITB, yang juga sebagai Kepala Observatorium Boscha, Lembang).

11. Katakanlah pada suatu hari (umpamanya hari Kamis), pada saat matahari terbenam di Jakarta, hilal berada di posisi kurang dari 2o di atas horizon. Kita ambil contoh, persis di horizon (posisi 0o di atas horizon). Berarti di Jakarta belum tampak hilal pada hari Kamis itu.

12. Berdasarkan dalil, orang di Jakarta belum puasa pada keesokan harinya (hari Jum’at).

13. Empat jam kemudian (hari Kamis itu juga), di Mekah matahari terbenam.

14. Selama 4 jam itu, bulan sudah naik sebanyak 2,031792o.

15. Maka pada saat matahari terbenam di Mekah, posisi hilal adalah 0o + 2,031792o = 2,031792o di atas horizon. Karena sudah di atas 2o, berarti saat itu di Mekah hilal sudah tampak!.

16. Berdasarkan dalil, besoknya (hari Jum’at), orang di Mekah sudah mulai puasa sedang di Indonesia belum!

17. Pada saat matahari terbenam di Jakarta hari Jum’at, atau 24 jam kemudian, posisi hilal di Jakarta adalah 24 x 0,507948o = 12,190752o. Maka berdasar dalil, orang di Jakarta baru akan puasa pada hari Sabtu.

18. Orang Mekah mulai puasa hari Jum’at, dan orang Jakarta mulai puasa hari Sabtu, kedua-duanya benar berdasarkan dalil.

19. KESIMPULAN: Sangat mungkin terjadi perbedaan awal waktu puasa antara Jakarta dengan Mekah! Juga antara tempat-tempat lain yang berbeda kordinat, misalnya Medinah dan Syam.

CATATAN:

  1. Berhubung ini hitungan awam yang tidak memerlukan ketelitian tinggi, maka faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perhitungan waktu seperti garis lintang, earth axis inclination, earth axis precession, bidang ekliptika lintasan bulan, dan sebagainya, tidak disertakan karena besarannya tidak dominan.
  2. Penjelasan di atas tidak hanya berlaku untuk perbedaan awal puasa Ramadhan saja, tetapi bisa berlaku untuk puasa yang lain, semisal puasa Arofah. Atau event kalender Qomariyah yang lain seperti wukuf, dan sebagainya.

SUMBER BACAAN:

  1. Almanak Nautika, Tahun 1989.
  2. Mark’s Standard Handbook for Mechanical Engineers, 5th Edition: ”The Tide: Effects of the Moon’s Gravitational Pull on the Earth”.
  3. Situs Islamic Finder, www.islamicfinder.com.

PERALATAN:

Magellan GPS Receiver Type Explorist 100.

H.Bambang Eko

23.10.07

Selamat Hari Raya Iedul Fitri 1428 H

Siapakah yang mengetuk pintu di malam buta?

Siapakah yang merangsek masuk di kegelapan?

Siapakah yang datang bersama segala kesenangan?

O dosa yang tak terasa!

Salah yang tak teraba

Alpa yang tak tersangka

Dosa yang mengalir bagai air bah!

Dosa yang menumpuk bagai cucion kotor setahun penuh…

Akankah kiranya, di hari ini

Segala alpa, salah dan dosa itu… terampunkan?

Akankah segala kotor dan noda itu sungguh dibersihkan?

Dan pengampunan,

Cukupkah ia diminta,

Atau harus dibeli dengan tebusan amal kebajikan?

Hari ini, disebut-sebut sebagai hari yang Fitri, Hari yang suci Akankah segala salah dan dosa berguguran dengan sendirinya?

Akankah setiap hati iklhas memberi?

O segala pertanyaan yang menggumpal di dada!

Segala galau dan keresahan yang menyesakan jiwa!

Semoga benarlah kiranya,

Ke Fitrian hari ini mampu melonggarkan hati Menenteramkan fikiran Memunculkan senyuman Mengalirkan ketulusan Ketika setiap orang berkata:

Taqobballahu minna wa minkum!

Minal aidin wal faizin!

Kembalilah suci setiap jiwa di hari ini, Hari di mana setiap ruh mensucikan diri dari segala resah…

Allahu akbar, Allahu akbar.. wa lillahil hamdu

Selamat Idul Fitri, saudaraku!

Selamat merayakan kemenanganmu

Maafkan segala khilaf dan salahku…

11.9.07

Spirit Ramadhan

InsyaAlloh Hari Kami 13 September 2007 kita akan memulai Ibadah Puasa. Bagi Orim disarankan lebih mempersungguh dan mengepolkan ibadah di bulan suci ini .

Spirit Ramadhan yang perlu kita usung guna mencapai hakikat taqwa sebagaimana diperintahkan Allah dalam Quran (QS 2 : 185) tentang puasa. Banyak orang memahami puasa dengan spirit yang salah, yang akhirnya berujung pada tidak tercapainya tujuan tersebut. Perlu ditanamkan pada diri kita bahwa puasa ini adalah proses pelatihan menuju insan yang taqwa. Jangan pernah menganggap bahwa puasa ini adalah suatu batu ujian, tahap ujian dalam menjalani ibadah. Sekali lagi perlu kita camkan bahwa bulan ramadhan ini adalah bulan pelatihan, dalam proses ibadah kita menuju taqwa. Sebab jika kita meletakkan spirit bulan ramadhan ini pada spirit yang salah, maka hasil akhir yang kita dapatkan sangat jauh berbeda. Jangan pernah menjalankan puasa ini dengan spirit ujian.

Nah, proses pelatihan ini secara tersirat diterangkan dengan kalimat - la'allakum - yaitu sebuah harapan yang akan diperoleh dari suatu proses pelatihan yaitu berpuasa.

Proses pelatihan yang harus dilakukan oleh seorang hamba dalam menjalani puasa ini pada intinya ada 2 hal. Pertama, inti dari pelatihan bagi orang yang berpuasa adalah menjaga diri dari berbuat jelek terhadap lingkungan dan Kedua adalah sebaliknya, menghindar/menyaring (screening) perbuatan yang jelak dari lingkungan sekitar kepada diri kita.

Mencegah perbuatan jelek ke lingkungan sekitar seperti; dilarang mengeluarkan perkataan yang kotor, perkataan dusta yang menyakitkan orang lain. Orang berpuasa juga dilarang berbuat jahil dan perbuatan lain yang bersumber dari diri kita. Sedangkan mencegah perbuatan jelek dari lingkungan seperti mengurangi mendengarkan barang lahan, diajak bertengkar tidak mau – katakanlah Inni shooimun 3x, dll.

Jadi orang yang berpuasa itu dilatih untuk mengenali diri sendiri dan mengendalikan diri sendiri. Dan ini adalah perbuatan yang sangat berat. Merupakan jihad yang besar (melebihi perang) yaitu melawan dan mengendalikan hawa nafsu. Karena saking besarnya itulah, maka Allah mengatakan "As-shoumu li wa ana ajzi bihi" – puasa itu untukku dan aku yang akan membalasnya.

10.8.07

Dream

Saya mempunyai mimpi memiliki ruko 4 lantai dengan 4 jenis usaha didalamnya, Salon di lantai 1, perpustakaan/cafe di lantai 2 dan kantor untuk 2 perusahaanku di lantai 3 & 4. Alhamdulillah, Selain passive income saat ini masih sangat kecil (mengelola kos2an dan salon Spa Islami). Kami bertekad akan membesarkannya dengan smart Mimpi saya selanjutnya, InsyaAlloh membuka pabrik mulai 2008 setelah kepulanganku dari ibadah haji, tentunya target utama menjadi full TDA. Mudah2an Alloh mengabulkan dan mengijinkannya….Amiiin.

3.8.07

Terdapat KEMUDAHAN Dalam KESULITAN

Allah menciptakan dunia sebagai ujian bagi manusia. Sebagaimana sifat ujian itu sendiri, terkadang Dia menguji manusia dengan kesenangan, terkadang dengan pende­ritaan. Orang-orang yang menilai berbagai peristiwa tidak berdasarkan al-Qur’an tidak mampu menafsirkan secara tepat ber­bagai peristiwa tersebut, kemudian men­jadi ber­sedih hati dan kehilangan harapan. Pada­hal Allah mengungkapkan rahasia penting dalam al-Qur’an yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang benar-benar beriman. Rahasia tersebut dijelaskan sebagai berikut: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.s. asy-Syarh: 5-6). Sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam ayat ini, apa pun bentuk penderitaan yang dialami seseorang atau bagaimanapun situasi yang dihadapi, Allah menciptakan sebuah jalan keluar dan memberikan kemu­dahan kepada orang-orang yang beriman. Se­sungguhnya, orang yang beriman akan me­nyaksikan bahwa Allah memberikan kemu­dahan di dalam semua kesulitan jika ia tetap istiqamah dalam kesabarannya. Dalam ayat lainnya, Allah telah memberi kabar gembira berupa petunjuk dan rahmat kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa kepada-Nya: “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan bagi­nya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya.” (Q.s. ath-Thalaq: 2-3).

24.7.07

Labuan Beach

"Sopo sing Was, bakal Tiwas; Sopo sing Temen, bakal Tinemu" "Siapa yang Ragu-Ragu dalam Bertindak, akan Ketinggalan (Kehilangan); Siapa yang Sungguh-Sungguh pasti Mendapatkan (Memperoleh) Hasilnya Sesuai Dengan Impiannya"

13.7.07

Kampung Pending

Musim Liburan sekolah, kami berkesempatan mengunjungu kampung pending, sebuah resort kecil sebelum LIDO sukabumi. Pemiliknya adalah beberapa anak muda yg masih belajar berbisnis. Karena latar kami pemasaran, kami ikut membantu sumbang saran pada mereka

20.6.07

Cara Cepat menjadi Kaya

1. Menabung 10% dari penghasilan 2. Kendalikan pengeluaran 3. Investasikan tabungan/ modal 4. Pastikan ada jaminan dari investasi (modal pokok terjamin aman) 5. Jadikan tempat tinggalmu sebagai investasi yang menguntungkan 6. Buatlah pendapatan di masa depan terjamin. Dari sejak jauh-jauh hari, sediakan kebutuhan-kebutuhan masa tua kalian, serta perlindungan bagi keluarga kalian. 7. Meningkatkan kemampuan, Belajar menjadi lebih bijaksana, menjadi lebih terampil, Bertindak sedemikian rupa agar kehormatan terjaga.

8.6.07

Bahagia

Apakah rahasia hidup yang bahagia itu? Banyak orang yang mengidentikkan kebahagiaan dengan segala sesuatu yang berada di luar kita, seperti harta benda yang kita miliki. Apakah kita akan berbahagia jika mempunyai rumah yang indah, mobil mewah, penghasilan yang berlimpah, dan pasangan hidup dan anak-anak yang tampan dan cantik? Mungkin Anda akan mengatakan ''ya.'' Tapi, percayalah itu tidak akan berlangsung lama. Kebahagiaan yang disebabkan hal-hal di luar kita adalah kebahagiaan semu. Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu kita berhasil memiliki barang tersebut. Kita melihat kawan kita membeli mobil mewah, handphone yang canggih, atau sekadar baju baru. Kita begitu ingin memilikinya. Anehnya, begitu kita berhasil memilikinya, rasa bahagia itu segera hilang. Kita merasa biasa-biasa saja. Bahkan, kita mulai melirik orang lain yang memiliki barang yang lebih bagus lagi daripada yang kita miliki. Kita kembali berangan-angan untuk memilikinya. Demikianlah seterusnya. Dan kita tidak akan pernah bahagia. Budha Gautama pernah mengatakan, ''Keinginan-keinginan yang ada pada manusialah yang seringkali menjauhkan manusia dari kebahagiaan.'' Ia benar. Kebahagiaan adalah sebuah kondisi tanpa syarat. Kita tidak perlu memiliki apapun untuk berbahagia. Ini adalah sesuatu yang sudah kita putuskan dari awal. Coba katakan pada diri kita sendiri, ''Saya sudah memilih untuk bahagia apapun yang akan terjadi.'' Kita akan merasa bahagia walaupun tidak memiliki harta yang banyak, walaupun kondisi di luar tidak sesuai dengan keinginan kita. Semua itu tidak akan mengganggu karena kita tidak menempatkan kebahagiaan kita disana. Kebahagiaan yang hakiki terletak di dalam diri kita sendiri. Inti kebahagiaan ada pada pikiran kita. Ubahlah cara kita berpikir dan kita akan segera mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman batin. Ada tiga pikiran yang perlu senantiasa kita tumbuhkan. Sebenarnya kita telah diajar dan diberi tiga kunci kebahagiaan tersebut. Bahkan setiap hari kita mengucapkannya, sayang sering tanpa makna yang mendalam. Hanya penghias bibir belaka. Kunci itu ada pada kalimat tasbih, tahmid dan takbir yang kita baca setiap habis sholat atau sebelum kita tidur. Kunci pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan. Coba renungkan kata subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, sementara manusia adalah tempat kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Dengan memahami konsep ini, hati kita akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain. Seorang dokter terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan satu metode tunggal yaitu, rela memaafkan! Kunci kedua adalah bersyukur. Coba renungkan kata alhamdulillah. Orang yang bahagia adalah orang yang senantiasa mengucapkan alhamdulillah dalam situasi apapun. Ini seperti cerita seorang petani miskin yang kehilangan kuda satu-satunya. Orang-orang di desanya amat prihatin terhadap kejadian itu, namun ia hanya mengatakan, alhamdulillah cuma kuda yang hilang. Seminggu kemudian kuda tersebut kembali ke rumahnya sambil membawa serombongan kuda liar. Petani itu mendadak menjadi orang kaya. Orang-orang di desanya berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, namun ia hanya berkata, alhamdulillah. Ini pertolongan Allah semata. Tak lama kemudian petani ini kembali mendapat musibah. Anaknya yang berusaha menjinakkan seekor kuda liar terjatuh sehingga patah kakinya. Orang-orang desa merasa amat prihatin, tapi sang petani hanya mengatakan, alhamdulillah cuma patah kaki saja tidak sampai meninggal. Ternyata seminggu kemudian tentara masuk ke desa itu untuk mencari para pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda diboyong keluar desa kecuali anak sang petani karena kakinya patah. Melihat hal itu si petani hanya berkata singkat, alhamdulillah Allah memberi cobaan sesuai kadarnya. Cerita itu sangat inspiratif karena dapat menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kelihatannya baik, belum tentu baik. Sebaliknya, apa yang kelihatan buruk belum tentu buruk. Orang yang bersyukur tidak terganggu dengan apa yang ada di luar karena ia selalu menerima apa saja yang ia hadapi. Bersyukur dengan mengucap alhamdulillah akan menjaga hilangnya nikmat itu. Kenikamatan niscaya akan aman bersama kita. Kunci ketiga kebahagiaan adalah tidak membesar-besarkan hal-hal kecil. Coba renungkan kalimat Allahu akbar. Kita akan merasa bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan setiap hari sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah ini bahkan tidak akan pernah kita ingat lagi satu tahun dari sekarang. Penelitian mengenai stres menunjukkan adanya beberapa hal yang merupakan penyebab terbesar stres, seperti kematian orang yang kita cintai, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini bolehlah kita anggap sebagai hal yang ''agak besar.'' Tapi, bukankah hal-hal ini hanya kita alami sekali-sekali dan pada waktu-waktu tertentu? Kenyataannya, kebanyakan hal-hal yang kita pusingkan dalam hidup sebenarnya hanyalah masalah-masalah kecil. Sebagai penutup, resapilah hadist berikut, sebagai induktor kita agar bisa lebih melihat sesuatu sesuai dengan kadarnya. Barang siapa yang mengagungkan kalamullah sungguh dia telah membesarkan barang yang besar dan mengecilkan barang yang kecil. Jadi marilah kita terus bertasbih, bertahmid dan bertakbir dan membaca kalam ilahi untuk mencapai kebahagian hakiki.

16.5.07

Manusia Mahluk Spiritual

Untuk mencapai kebahagiaan, tahap awal yang harus dilalui adalah kesadaran bahwa semua amal perbuatan dari yang baik maupun yang buruk, akan berpulang kembali pada diri sendiri. Kita yang menanggung ganjaran dan pahalanya. Dalam Al Qur’an diterangkan, “Walaa taziru waaziratun wizro ukhro”, tidak bisa menanggung orang yang menanggung pada tanggungan orang lain. Artinya kita yang berbuat ya kita yang bertanggung jawab. Oleh karena itu pilihlah beramal yang baik, walaupun seberat biji kurma dan hindarilah berbuat jahat walau seberat semut pudak. Selanjutnya, anak tangga kedua yang harus dilalui untuk meraih kebahagiaan adalah kesadaran bahwa kita adalah makhluk spiritual, bukan makhluk fisik. Pemahaman ini berguna untuk melepaskan keterikatan kita pada dunia mayapada. Kesalahan terbesar yang sering kita lakukan adalah menyangka bahwa kita adalah makhluk fisik. Banyak orang beranggapan bahwa ''Aku adalah tubuhku.'' Karena itu, seluruh hidupnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Mereka mengumpulkan harta dan memenuhi nafsu badannya seakan-akan mereka akan hidup untuk selama-lamanya. Ada sebuah ungkapan menarik dari seorang filsuf Perancis, Teilhard de Chardin, ''Kita bukanlah manusia yang mengalami pengalaman-pengalaman spiritual, kita adalah makhluk spiritual yang mengalami pengalaman-pengalaman manusiawi.'' Manusia bukanlah ''makhluk bumi'' melainkan ''makhluk langit - makhluk surga.'' Mari kita cermati kembali bunyi surat Al-A’raaf:172: ”Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)", Kita adalah makhluk spiritual yang kebetulan sedang menempati rumah kita di bumi. Tubuh kita sebenarnya hanyalah rumah sementara bagi jiwa kita. Tubuh diperlukan karena merupakan salah satu syarat untuk bisa hidup di dunia. Tetapi, tubuh ini lama kelamaan akan rusak dan akhirnya tidak dapat digunakan lagi. Pada saat itulah jiwa kita akan meninggalkan ''rumah'' untuk mencari ''rumah'' yang lebih layak. Keadaan ini kita sebut meninggal dunia. Jangan lupa, ini bukan berarti mati karena jiwa kita tak pernah mati. Yang mati adalah rumah kita atau tubuh kita sendiri. Coba kita resapi paragraf diatas dalam-dalam. Badan kita akan mati, tapi jiwa kita tetap hidup. Kalau kita menyadari hal ini, kita tidak akan menjadi manusia yang ngoyo dan serakah. Kita memang perlu hidup, perlu makanan, tempat tinggal, dan kebutuhan dasar lainnya. Bila kita sudah mencapai semua kebutuhan tersebut, itu sudah cukup! Buat apa sibuk mengumpul-ngumpulkan kekayaan -- apalagi dengan menyalahgunakan jabatan, menempuh jalan yang salah -- kalau hasilnya tidak dapat kita nikmati selama-lamanya. Apalagi kita sudah merusak jiwa kita sendiri dengan berlaku curang dan korup. Padahal, jiwa inilah milik kita yang abadi. Jadi perintah Allah di surat Adz–Dzaariyat :56; ”Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah kepada-Ku” adalah sebagai pengingat bahwa kita bukan makhluk bumi, tetapi kita adalah makhluk spiritual dimana jiwa kita akan kembali ke surga di hadirat Allah. Dengan beribadah kepada Allah kita diingatkan bahwa bagian terpenting dari hidup kita adalah jiwa kita yang nanti akan kembali kepada-Nya. Mulai sekarang harus kita sadari betul bahwa jiwa kita adalah bagian terpenting yang harus kita jaga dan pelihara. Sebab dengannya kita akan terus bersama. (Sebelumnya mohon maaf, cerita ini tidak bermaksud ngendon-ngendoni perwayuhan. Sekali lagi, mohon maaf –jangan disalahtafsirkan). Seorang tua yang kaya raya sedang tergolek di tempat tidur – kamar mewah rumah sakit – menunggu maut datang menjemput. Di saat-saat terakhir, ia mengumpulkan keempat istrinya. Ia ingin mengajak mereka untuk menemaninya sampai ke alam baqa. Dipanggillah istrinya satu persatu. Dimulai dari istri keempatnya, yang paling muda sekaligus paling cantik. Istri ini berkata, ''Maafkan aku. Tentu saja aku sangat sedih memikirkan kepergianmu, tapi aku masih memiliki banyak hal yang harus aku kerjakan. Aku tak dapat menemanimu.'' Kecewa dengan jawaban itu, si lelaki memanggil istri ketiganya, namun istrinya ini mengatakan, ''Aku hanya dapat menemanimu sampai engkau menghembuskan nafasmu yang terakhir.'' Istri keduanya pun dipanggil. ''Aku akan menemanimu, tetapi hanya sampai di pemakaman saja,'' ujarnya. Hampir putus asa, akhirnya ia memanggil istri pertamanya. Dengan mantap si istri pertama berkata, ''Aku akan menyertaimu kemanapun engkau pergi.'' Cerita inspiratif ini sebenarnya dimaksudkan sebagai gambaran kehidupan kita sendiri. Istri keempat adalah analogi dari harta yang kita kumpulkan selama kita hidup. Istri ketiga adalah tubuh kasar kita yang amat kita perhatikan dan selalu kita rawat. Istri kedua adalah analogi dari keluarga kita Istri-istri kita dan anak-anak kita. Istri pertama yang paling setia adalah gambaran tubuh halus kita, jiwa dan spiritualitas kita. Inilah yang akan menyertai kita kemanapun kita pergi dari alam ruh sampai nanti ke alam baqa. I ronisnya, banyak manusia selama hidupnya, telah menghabiskan waktu dan energi yang tidak sedikit untuk urusan harta, badan, dan keluarga. Padahal cepat atau lambat mereka akan meninggalkan kita. ''Harta'' satu-satunya yang paling setia yaitu jiwa kita justru sering kita abaikan. Oleh karena itu, bangkitkan lagi semangat kita seiring sabda Nabi, ”Siarkanlah salam, berikanlah makanan dan sholatlah malam ketika manusia yang lain tertidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan salam”. Isilah rohani kita, manusia adalah makhluk spiritual. Kita bukanlah tubuh kita, kita adalah jiwa kita. Sejak pertama kali diciptakan, kita adalah makhluk spiritual, dan sampai kapanpun kita tetap makhluk spiritual. Jadi berbahagialah dengannya.

15.5.07

Do'a

Dongeng ini saya kutip dari resonansi Suara Merdeka – tentang doa sekeranjang tempe. Begini ceritanya. Ada seorang ibu penjual tempe, yang nyaris tak pernah mengeluh selama hidupnya. Ia jalani hidup dengan riang, tanpa pernah menyesalinya. Suatu pagi, setelah salat subuh, dia berkemas untuk mejual tempenya. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian. Tempe itu belum jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk makan, dan modal membeli kacang, yang akan dia olah kembali menjadi tempe. Di tengah putus asa, dia tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..." Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya. Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe. Dan... dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacangnya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dia yakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi. Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang, dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau maha tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan doaku..." Sebelum mengunci pintu, dia buka lagi daun pembungkus tempe. Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan... belum jadi. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang tersebut. "Keajaiban Tuhan akan datang... pasti," yakinnya. Dia pun berjalan ke pasar. Di sepanjang perjalanan itu, dia yakin, "tangan" Tuhan tengah bekerja untuk mematangkan proses peragian atas tempe-tempenya. Berkali-kali dia memanjatkan doa... berkali-kali dia yakinkan diri, Allah pasti mengabulkan doanya. Sampai di pasar, di tempat dia biasa berjualan, dia letakkan keranjang-keranjang itu. "Pasti sekarang telah jadi tempe!" batinnya. Dengan berdebar, dia buka daun pembungkus tempe itu, pelan-pelan. Dan... dia terlonjak. Tempe itu masih tak ada perubahan. Masih sama seperti ketika pertama kali dia buka di dapur tadi. Kecewa, airmata menitiki keriput pipinya. Kenapa doaku tidak dikabulkan? Kenapa tempe ini tidak jadi? Kenapa Tuhan begitu tidak adil? Apakah Dia ingin aku menderita? Apa salahku? Demikian batinnya berkecamuk. Dengan lemas, dia gelar tempe-tempe setengah jadi itu di atas plastik yang telah dia sediakan. Tangannya lemas, tak ada keyakinan akan ada yang mau membeli tempenya itu. Dan dia tiba-tiba merasa lapar... merasa sendirian. Tuhan telah meninggalkan aku, batinnya. Air matanya kian menitik. Terbayang esok dia tak dapat berjualan... esok dia pun tak akan dapat makan. Dilihatnya kesibukan pasar, orang yang lalu lalang, dan "teman-temannya" sesama penjual tempe di sisi kanan dagangannya yang mulai berkemas. Dianggukinya mereka yang pamit, karena tempenya telah laku. Kesedihannya mulai memuncak. Diingatnya, tak pernah dia mengalami kejadian ini. Tak pernah tempenya tak jadi. Tangisnya kian keras. Dia merasa cobaan itu terasa berat... Di tengah kesedihan itu, sebuah tepukan menyinggahi pundaknya. Dia memalingkan wajah, seorang perempuan cantik, paro baya, tengah tersenyum, memandangnya. "Maaf Ibu, apa ibu punya tempe yang setengah jadi? Capek saya sejak pagi mencari-cari di pasar ini, tak ada yang menjualnya. Ibu punya??" Penjual tempe itu bengong. Terkesima. Tiba-tiba wajahnya pucat. Tanpa menjawab pertanyaan si ibu cantik tadi, dia cepat menadahkan tangan. "Ya Allah, saat ini aku tidak ingin tempe itu jadi. Jangan engkau kabulkan doaku yang tadi. Biarkan sajalah tempe itu seperti tadi, jangan jadikan tempe..." Lalu segera dia mengambil tempenya. Tapi, setengah ragu, dia letakkan lagi. "jangan-jangan, sekarang sudah jadi tempe..." "Bagaimana Bu? Apa ibu menjual tempe setengah jadi?" tanya perempuan itu lagi. Kepanikan melandanya lagi. "Duh Gusti... bagaimana ini? Tolonglah ya Allah, jangan jadikan tempe ya?" ucapnya berkali-kali. Dan dengan gemetar, dia buka pelan-pelan daun pembungkus tempe itu. Dan apa yang dia lihat?? Di balik daun yang hangat itu, dia lihat tempe yang masih sama. Belum jadi! "Alhamdulillah!" pekiknya, tanpa sadar. Segera dia angsurkan tempe itu kepada si pembeli. Sembari membungkus, dia pun bertanya kepada si ibu cantik itu. "Kok Ibu aneh ya, mencari tempe kok yang belum jadi?" "Oohh, bukan begitu, Bu. Anak saya, si Syamsudin, yang kuliah S2 di Brunei ingin sekali makan tempe, asli buatan sini. Nah, agar bisa sampai sana belum busuk, saya pun mencari tempe yang belum jadi. Jadi, saat saya bawa besok, sampai sana masih layak dimakan. Ohh ya, jadi semuanya berapa, Bu?" Dengan cerita tersebut saya ingin menyampaikan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, kita acap berdoa, dan "memaksakan" Allah memberikan apa yang menurut kita paling baik dan paling cocok untuk kita. Dan jika doa kita tidak dikabulkan, kita merasa diabaikan, merasa kecewa. Padahal, Allah paling tahu apa yang paling baik dan paling cocok untuk kita. Bahwa semua rencanaNya adalah sempurna. Jadi yang penting sekarang adalah bagaimana bisa menyerahkan semua keputusan kepada Allah (tawakal) dibalik semua doa baik kita. Dan jangan lupa untuk berdoa yang baik-baik terus ketika melihat keadaan yang menurut kita tidak benar.

2.5.07

Tholabul Ilmi

Memang asyik jika berkumpul dengan orang yang shalih. Sungguh menyenangkan meluangkan waktu berkumpul dengan ahli ilmu. Seperti dinasehatkan Lukman kepada anaknya: "Hai anakku; bergaullah rapat dengan orang yg alim lagi berilmu. Perhatikanlah kata nasihatnya kerana sesungguhnya sejuklah hati ini mendengarkan nasihatnya, hiduplah hati ini dengan cahaya hikmah dari mutiara kata-katanya, bagaikan tanah yang subur lalu disirami air hujan." Ngangsu kaweruh. Itulah kosa kata yang sering digunakan Mbah Salim dalam kesehariannya. Kalau di Indonesiakan artinya kurang lebih menimba ilmu. Bahasa hadistnya Tholabul ilmi. Apapun istilahnya, keseharian bersama Mbah Salim sangatlah bermakna, menyenangkan dan membuat rindu. Ingin dan ingin terus bersama. Simaklah cerita-ceritanya yang eksklusif, jarang pula kita mendengarnya. Walaupun sudah pernah mendengarnya terkadang terkesima karena penyampaiannya. Waktu itu, Mbah Salim bercerita tentang Imam Ghozali. Suatu hari, Imam al-Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau bertanya beberapa hal kepada murid-muridnya itu. Pertama, "Coba katakan: Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?." Murid-muridnya saling berebut jawaban, ada yang menjawab: orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Bahkan ada yang bilang Allah, sebab Allah lebih dekat dari urat lehernya. Tetapi apa jawaban Imam Al-Ghozali, beliau menjelaskan bahwa semua jawaban itu benar. Tetapi sesungguhnya yang paling dekat dengan kita adalah "Mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati. "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahala kalian. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan". (QS. Ali Imran 185) Lalu Imam al-Ghazali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Itulah jawaban yang mencerminkan keumuman cara berpikir manusia. Lalu Imam al-Ghazali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan itu benar. Tapi yang paling benar, ujarnya, adalah "MASA LALU." Bagaimanapun kita, sehebat apapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama. "Dan demikian itulah hari-hari - masa itu - Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim" (QS Ali Imron : 140). Lalu Imam al-Ghazali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Nafsu". "Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai". (QS. Al- a'araf: 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka. "Dan aku tidak membebaskan nafsuku, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang". (QS Yusuf:53) Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?". Ada yang menjawab baja, besi, gajah, gunung dan lain-lainnya. Semua jawaban itu benar, kata Imam Al-Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya. "Sesungguhnya Kami telah mendatangkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh", (QS. Al Ahzab 72). Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?". Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam al-Ghazali. Namun menurut beliau yang paling ringan di dunia ini adalah 'meninggalkan SHALAT'. Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan shalat, gara-gara meeting kita juga tinggalkan shalat. Pokoknya gampang dan ringan sekali orang untuk meninggalkan shalat ini. "Maka kecelakaanlah (neraka wail) bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. (QS. Al-Maaun; 4-5). Lantas pertanyaan keenam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang. Benar kata Imam al-Ghazali. Tapi yang paling tajam adalah "lidah MANUSIA". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri. Oleh karena itu Nabi bersabda: " "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau diam". (Alhadist). Betapa indahnya, lantunan kata-kata lewat cerita Mbah Salim itu mengguyur sanubari kita. Ngangsu kaweruh, memang tidak kenal papan, empan, adepan. Dimana pun dan dengan siapa pun, jika yang disampaikan itu kalimat hikmah pasti akan menancap dan nandes di hati.

24.4.07

Pasrah

Seorang pemuda pergi menemui mahaguru kebijaksanaan dan berkata, ''Guru, begitu besar kepasrahan saya pada Tuhan sampai-sampai saya tak pernah menambatkan unta saya itu. Saya biarkan unta itu dalam penjagaan Tuhan.'' Guru yang bijak itu berkata, ''Kembalilah keluar। Tambatkan untamu itu pada tiang, orang dungu! Tuhan tak akan melakukan sesuatu yang dapat kamu lakukan sendiri!'' Inilah pemahaman yang benar mengenai kepasrahan। Pasrah tak sama dengan menyerah। Pasrah justru sebuah sikap proaktif, sebuah perjuangan habis-habisan untuk melakukan apapun yang dapat kita lakukan sekaligus menyadari adanya suatu kekuatan yang bekerja di luar kontrol kita. Apa yang kita hadapi pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga hal। Pertama, hal-hal yang dapat kita kontrol। Jangan salah, satu-satunya yang dapat Anda kontrol hanyalah perilaku Anda sendiri. Betapapun hebatnya Anda, Anda tak akan dapat mengontrol bawahan, pasangan, maupun anak Anda. Bisa saja Anda memaksa mereka melakukan apa yang Anda inginkan, tapi itu hanya akan terjadi di depan Anda. Di belakang Anda, percayalah, hal itu tak akan mereka lakukan. Kedua, hal-hal yang tak dapat kita kontrol tapi dapat kita pengaruhi। Kita tak dapat mengontrol bawahan, tapi kita dapat mempengaruhinya agar bekerja lebih produktif. Kita tak dapat mengontrol kenaikan gaji di kantor, tapi kita dapat mengusulkannya kepada atasan. Kita tak dapat mengontrol anak untuk tak melakukan hal-hal tercela, tetapi kita dapat membekalinya dengan pendidikan agama. Sekali lagi, yang dapat kita lakukan hanyalah mempengaruhi. Ketiga, hal-hal yang berada di luar kontrol kita. Ada banyak hal yang termasuk kategori ini, seperti krisis ekonomi dan moneter (pemerintah saja tak sanggup, apalagi kita!), biaya hidup yang semakin tinggi, pencemaran udara, kondisi keamanan yang rawan, dan sebagainya. Untuk bersikap pasrah, pertama-tama Anda harus mengetahui apa yang dapat diubah dan apa yang tidak। Apapun masalah yang Anda hadapi, masukkanlah itu ke dalam ketiga kategori tersebut. Namun, disini Andapun harus hati-hati, jangan sampai salah memasukkan. Misalnya, dimana Anda akan memasukkan krisis ekonomi dan moneter? Dimana Anda akan memasukkan masalah banjir lima tahunan yang melanda Jakarta? Apakah hal itu di luar kontrol kita? Mungkin benar, kalau Anda rakyat biasa. Tapi kalau Anda adalah pejabat pemerintah dan para wakil rakyat, hal itu masuk hal-hal yang dapat Anda kontrol. Begitu juga dengan banjir lima tahunan, kalau Anda adalah pejabat di Pemda (termasuk Pak Sutiyoso) maupun beberapa pengusaha bisnis properti, masalah tersebut adalah kontribusi Anda. Inti kedua dari kepasrahan adalah ''Selalu dapat melakukan sesuatu dalam situasi apapun"' Kepasrahan bukanlah duduk termenung dan berdiam diri, tetapi konsep yang sangat dinamis dan proaktif. Anda tak dapat mengontrol harga-harga, tapi Anda dapat mengontrol gaya hidup Anda. Anda tak dapat mengontrol keamanan, tapi Anda bisa menghindari ke luar malam seorang diri. Anda tak dapat mengontrol jalanan yang macet, tapi Anda dapat berangkat ke kantor lebih pagi. Anda tak dapat melakukan apapun agar penerbangan Anda selamat, tapi Anda masih dapat menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan. Jangan salah, menyerahkan pada Allah bukanlah suatu tindakan yang pasif, tetapi suatu PILIHAN yang Anda ambil secara sadar. Kepasrahan akan memberi Anda ketentraman yang sejati। Ada cerita menarik mengenai sesorang yang divonis menderita kanker rahim yang sangat ganas. Ia adalah pasien di rumah sakit yang sama dan dengan stadium yang sama dengan penyanyi Nita Tilana. Bahkan ia adalah pasien yang sedianya akan dioperasi persis sebelum Nita. Bedanya, kawan saya ini minta operasinya ditangguhkan selama sebulan. Selama itu ia berpuasa dan benar-benar menyerahkan dirinya pada Allah. Ia pun tak menceritakan hal itu pada keluarganya. Kemudian terjadilah keajaiban. Kanker yang sebelumnya menyebar, sekonyong-konyong menyatu di satu tempat, sehingga mudah dikeluarkan. Sampai saat ini rekan ini masih hidup. Jadi, kepasrahan berarti melakukan usaha semaksimal mungkin, tetapi menyerahkan hasilnya pada kehendak Allah. Dalam situasi tanpa kontrol, kepasrahan berarti memilih untuk menerima apa adanya, dan menghilangkan keinginan, ambisi dan cita-cita apapun. Kepasrahan yang total lebih dari sekedar meminta sesuatu kepada Tuhan, tetapi menyerahkan segala sesuatunya pada Allah. Coba perhatikan doa Anda, masih seringkah Anda meminta sesuatu kepada Allah? Ataukah Anda mengatakan hal berikut ini, ''Ya Allah, berikanlah kepadaku apa yang terbaik menurut kehendak-Mu.''

10.4.07

Mengenali Diri Anda Sendiri

Jika Anda tidak mempunyai konsep ttg siapa Anda, perjalanan Anda kemasa depan akan penuh dengan ketidakpastian. Identitas yg terdefinisi akan membuat Anda terfokus, sambil Anda menetapkan prioritas, mengatur tugas-tugas, menangani keadaan darurat, dan menyelesaikan tantangan-tantangan dalam kehidupan pribadi maupun bisnis Anda. Identitas Anda dan bagaimana perasaan Anda ttg diri Anda sendiri adalah yg terpenting. Siapakah saya ini, tanpa peran? Lihatlah kedalam, dan apa yg Anda lihat? Apa sajakah nilai-nilai yg saya miliki, bgm saya memandang diri saya sendiri, bgm perasaan saya ttg diri saya sendiri, apakah kekuatan-kekuatan saya dan bagaimana saya akan mengatasi ketakutan-ketakutan itu? Kesuksesan didasarkan pada penilaian yg baik. Penilaian yg baik didasarkan pada pengalaman. Dan bagaimana Anda mendapatkan pengalaman? Melalui kegagalan. Orang yg malas selalu mempunyai banyak alasan dan dalih untuk menjelaskan ketidakberhasilan mereka. Jika saya mempunyai keberanian untuk melihat diri saya seperti apa adanya, saya akan menemukan apa yg salah pada cara saya menjalani kehidupan ini, dan mengoreksinya.

22.3.07

...Qout of the Day...!!!

Kebanyakan orang sudah mengenal istilah "siap, bidik, tembak". Masalahnya, terlalu banyak orang menghabiskan seluruh kehidupan mereka dengan "membidik" tapi tidak pernah "menembak". Mereka selalu mempersiapkan diri, meyempurnakannya. Cara tercepat mengenai sasaran adalah dengan menembaknya!

20.3.07

To Be or not To Be

Seorang pemimpin bangsa Cina modern, Dr. Sun Yat Sen, adalah orang yang menpopulerkan semboyan "to be or not to be". Secara bebas, semboyan tersebut bisa diterjemahkan menjadi : "berhasil atau tidak berhasil". Kata-kata tersebut mengandung arti yang dalam. Manusia harus selalu menyadari bahwa sistem dualisme selalu mengatur dunia ini dalam dua kutub yang saling berlawanan. Ada gelap ada terang, ada tinggi ada rendah, ada besar ada kecil dan seterusnya. Oleh sebab itu, dalam mengejar suatu cita-cita, perlu selalu dipahami bahwa pilihannya juga hanya ada dua, yaitu berhasil atau gagal. Berhasil berarti kemenangan, gagal berarti kehancuran. Maka, dalam hal perjuangan mencapai cita-cita luhur, tidak ada kompromi. Tidak ada pilihan untuk setengah berhasil atau setengah gagal. Yang ada hanya "berhasil" ! Kita menolak kegagalan, sehingga kegagalan harus dicoret dari kamus kehidupan kita. Para pemimpin telah menetapkan bahwa pilihan harus hanya satu, yaitu "berhasil". Tidak pernah ada kegagalan. Yang mungkin ada hanyalah "belum berhasil", bukan kegagalan. Para kandidat yang ingin menjadi pemimpin usaha yang berhasil, harus benar-benar mengambil intisari pelajaran ini. Tidak akan pernah ada kegagalan, selama kita belum berhenti berusaha. Sir Winston Churchill mengatakan : "Jangan mengaku kalah ! Jangan, jangan dan jangan pernah menyerah dalam hal apa pun yang Anda lakukan !" Perlu dimengerti bahwa suatu perjalanan panjang menuju cita-cita adalah suatu garis penghubung antara dua titik yang saling berjauhan, yang satu di sini yang lain nun jauh di sana, dan diantara keduanya terdapat serangkaian gunung terjal serta lembah dan jurang yang curam. Gunung terjal menempatkan kita di posisi ketinggian pada satu saat, sedangkan lembah dan jurang mengharuskan kita berada di kerendahan pada saat berikutnya. Tidak ada sesuatu yang salah dengan hal itu, semua wajar-wajar saja dan memang seharusnya begitu. Demikian juga berbagai kemenangan dan kejatuhan kecil sepanjang perjalanan menuju sukses, adalah suatu hal yang wajar-wajar saja dan memang harus dilalui. Tidak ada jalan pintas. Tiada kebahagian tanpa pengorbanan, jer basuki mowo beo, pepatah Jawa mengatakan. Sebuah perjalanan hidup adalah sebuah proses belajar tanpa henti. Tidak ada garis finish, kecuali saat kematian. Dan aturan alam menghendaki bahwa proses belajar memang harus sarat dengan jatuh bangun, karena jatuh bangun akan membuat manusia menjadi makin matang dan piawai. Jatuh bangun membentuk pengalaman, sedangkan pengalaman adalah guru terbaik bagi siapa pun. Seseorang yang belajar mengendarai sepeda akan lebih mahir setelah mengalami jatuh bangun sebanyak 100 kali daripada orang lainnya yang hanya mengalami hal itu sebanyak 50 kali. Seorang anak balita (usia di bawah lima tahun) yang mengalami jatuh bangun lebih banyak ketika belajar berjalan, akan lebih kuat dan lebih waspada daripada anak lainnya yang mengalaminya lebih sedikit. Demikian juga seorang usahawan yang berkali-kali mengalami kejatuhan sebelum sukses, akan menjadi pengusaha yang tangguh dan tak perlu diragukan lagi kepiawaiannya. Berdasarkan hal-hal itu, tulisan ini ingin memberi pesan kepada semua saja, baik yang sudah menikah, masih dalam proses atau belum menikah atau ingin menjadi apapun (pengusaha/karyawan), agar dalam usaha mewujudkan cita-cita jangan sekali-kali mengenal kata menyerah.(RH) __._,_.___

...DUA KATAK DI DALAM PANCI AIR PANAS...!!!

Kisah sepasang katak yg dijatuhkan kedalam 2 panci diatas kompor. Katak pertama dijatuhkan kedalam sepanci air panas, dan dia segera bereaksi terhadap panas dengan melompat keluar panci. Katak kedua ditempatkan kedalam panci air dingin. Api dibawah kopor dinyalakan kecil...............lalu panasnya ditingkatkan secara perlahan, sehingga suhu air meningkat satu derajat setiap waktu. Perubahan terjadi, tetapi karena perlahan, katak itu mengabaikannya. Dia tetap didalam panci sampai suhu mencapai titik didih! Tentu saja, katak itu mati! Pesan moral dari kisah ini adalah berubah............atau diubah : Katak pertama berubah. Dia melompat keluar dari panci dan pergi agar tetap hidup dilain hari, tetapi katak kedua diubah! Dia tetap berada didalam air dan mengabaikannya - atau mungkin menyangkal - perubahan yg bertahap pada suhu air sampai matang! (mati)

2.3.07

...LAW of ATTRACTION...!!!

Artinya Hukum Daya tarik Apapun yg terjadi pada hidup kita merupakan REALISASI dari pikiran kita. Pikiran diaktifkan oleh EMOSI kemudian menciptakan MEDAN ENERGY yang menarik orang dan keadaan yang selaras dengan pikiran tadi kedalam kehidupan kita. FOKUS pada apa yang Anda INGINKAN bukan kepada yang kita hindari "Memfokuskan diri kembali kepada apa yg benar-benar Anda Inginkan akan membawa Anda ke Arah Apa yg Anda inginkan" (JV)

Quot of the Day..!!

MEREKA YANG MENUNGGU HANYA AKAN MENDAPATKAN SISA MEREKA YANG MENDESAK (Abraham Lincoln) Tidak ada yg terjadi, sampai Anda bertindak. Jika kapalmu tdk berlabuh, berenang dan hampirilah...!!!

26.2.07

...MENGAPA TIDAK...!!! (lagi Joe Vitale)

Jika Anda tidak menulis skenario sekarang juga, mengapa tidak? Anda menciptakan masa depan Anda saat ini juga. Yang Anda lakukan saat ini adalah energi yg Anda pancarkan yg menarik apa yg akan Anda dapatkan. Ingat, itulah yg disebut Faktor Penarik. Ketika Anda menulis skenario, memastikan melakukannya dengan emosi, Anda menciptakan "bentuk pemikiran" yang dahsyat atau sebuah bola energi, yang muncul didunia untuk membuat skenario Anda menjadi kenyataan. Hal tersebut terlalu penting untuk dilewatkan. Kita semua terhubung pada sebuah tingkat energi. Pada tahun 1943, Lucius Humprey dalam buku kecil yg sangat bagus, On the Beam, menulis: "Meskipun Menganggap diri kita sebagai mahluk individual, kita tidak terpisah secara keseluruhan. Kita adalah mahluk perorangan tetapi bukan mahluk yang terpisah." Karena kita semua terhubung dengan tingkat energi yg "terselubung" itu, kita bebas mengajukan permintaan pada Alloh dan, jika kita tidak terlalu terikat pada hasilnya dan terbuka untuk menerima hasil sesuai yg kita minta, kita akan menerima hal itu atau bahkan sesuatu yg lebih baik. Orang-orang yg terlibat dalam terwujudnya permintaan Anda akan merasakan tingkat energi Anda. (Ingat bahwa kita semua saling terhubung). Mereka akan didorong oleh semangat dalam diri mereka untuk membantu Anda mencapai tujuan. Itulah formula spiritual untuk kesuksesan yg tidak pernah gagal- Jaminan Alloh! Itulah Faktor Penarik Kembalilah dan tulis skenario Anda...!!! .................................................................................................................. ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... ...................................................................................................................... ...........................................................................................................

...TULISKAN MASA DEPAN ANDA...!!! (Joe Vitale)

Salah satu teknik yg bagus untuk membantu Anda dalam hal ini adalah menulis skenario. Konsepnya terkesan sederhana Bayangkan saja bahwa Anda telah mendapatkan apa yg Anda inginkan dan tulislah sebuah skenario yg menggambarkan hal itu. Gambarkan dgn sedemikian mendetail sehingga anda dapat merasakannya. Berpura-puralah Anda adalah seorang sutradara film, dan tulislah skenario mengenai apa yg ingin Anda alami. Sungguh-sungguh resapilah hal itu saat Anda meniliskannya. Rasakanlah, Resapilah. Hayatilah. Saya (joe vitale) memiliki sebuah buku catatan yg penuh skenario seperti itu. Setiap hal yg saya tulis telah menjadi kenyatan. Sekali lagi bila Anda memikirkan dan merasakannya, hal itu akan terjadi. Mengapa tidak meluangkan beberapa menit dan menuliskan skenario Anda disini dan saat ini juga? Ambillah beberapa lembar kertas jika anda tidak ingin menuliskannya di tempat ini, tetapi sekarang adalah waktu yg tepat untuk menciptakan masa depan Anda. Saran Nevil mungkin membantu Anda disini. Berikut ini kutipan dari bukunya, Immortal Man, dan hal ini berfungsi baik bagi pria maupun wanita. "Pertama, milikilah sebuah impian, dan yang saya maksud adalah suatu angan-angan, angan-angan yg benar-benar hebat. Lalu bertanyalah kepada diri sendiri, 'Bagaimana rasanya jika saya sekarang benar-benar menjadi seorang yg saya impikan. Bagaimana rasanya?' Lalu resapilah perasaan dari keinginan yg terpenuhi itu dan tenggelamkan diri Anda ke dalamnya" Sekarang, pilihlah apa yg ingin Anda alami. Apapun itu, tuliskan gambaran mengenainya, seakan-akan hal itu sudah terjadi. Alih-alih menulis, "Saya ingin seorang klien menelepon saya dan memberikan order yg besar, tulislah, "Seorang klien baru saja menelepon dan memberi order sebesar Rpo. 50.000.000. Saya sangat senang! Klien itu menelepon beberapa menit lalu. Saya masih tersenyum karenanya, karena klien itu sangat menyenangkan untuk diajak bekerjasama. Ia bahkan membrikan kartu kreditnya kepada saya, dan saya sedang memegangnya sekarang" Anda mengerti maksud saya. Berpura-puralah bahwa hal itu telah terjadi, dan Anda menuliskan perasaan tentang apa yg Anda inginkan telah terjadi pada catatan Andda, setelah hal itu terjadi. Tulislah secara terperinci. Bergembiralah. Nikmati proses itu. Gambarkan hal itu sesuka Anda, segera setelah hal tsb menjadi kenyataan. Dan lakukan sekarang juga! ...................................................................................................................... ..................................................................................................................... ........................................................................................................................ ...................................................................................................................... ....................................................................................................................... ...................................................................................................................... .................................................................................................................... ..................................................................................................................... ........................................................................................................................ .......................................................................................................................... __._,_.___

22.2.07

DON'T LOVE TOO MUCH

Dan tidaklah ada kehidupan dunia itu, kecuali kesenangan yang membujuk­ (Q.S. Ali Imron:85) Manusia yang ditugaskan oleh Allah sebagai kholifah di bumi ini, memang disertai oleh Allah berbagai macam kesenangan. Allah menciptakan wanita, menciptakan binatang, menciptakan tumbuhan dan menciptakan harta benda lainnya. Semua itu diperuntukkan kepada manusia, agar manusia tambah senang dalam beribadah dan tambah syukur, tambah serius dengan adanya fasilitas yang diberikan Allah padanya. Namun keadaan kadang menjadi sebaliknya, manusia justru jadi sibuk mengurusi dunia dan melupakan Penciptanya. Masyaa Allah! Sesuatu yang diciptakan dengan tujuan baik, kadang-kadang - bahkan sering kali disalahgunakan - yang akhirnya menjadi jelek. Yang tadinya halal jadi haram atau sebaliknya. Begitulah adanya dunia ini berkat pengaruh dari iblis yang selalu menggoda manusia, sehingga banyak manusia yang terlena dan lupa dengan akhiratnya. Na'udzubillah. Demikian halnya dengan kita orang iman, pejuang-pejuang fi sabilillah, hal-hal semacam itu pasti akan kita hadapi. Kita akan punya istri. Jangan sampai istri kita itu mengganggu dan menghambat perjuangan dalam Sabilillah, karena saking cintanya kita padanya. Sebab istri kita itu cantik jelita. Dulu mendapatkannya amat susah. Melewati perjuangan yang panjang dan rintangan yang melelahkan, mulai dari permit mertua sampai restu eyang putrinya. Sehingga setelah mendapatkannya, kita enggan meninggalkannya dan takut diambil orang. Padahal hasil dari perjuangan fi sabilillah itu lebih baik dan lebih besar dari segala-galanya. Istri kita yang cantik itu akan diganti dengan bidadari yang berlipat jumlahnya, yang tak pernah membosankan parasnya dan lebih cantik dari apa-apa yang tercantik di dunia ini. Selain itu kita akan punya rumah. Rumah yang bagus, indah dengan harga yang melangit dan lokasi elit. Punya mobil, model terbaru dengan harga yang yahuud. Punya moge (motor gede) atau motor jenis lain gress - keluran terbaru. Punya simpanan intan- berlian dan emas murni 24 karat yang meruah. Dan harta lain yang ciamik - prestise di mata manusia pada umumnya. Tapi, jangan sampai kita malas melangkah berjuang di agama Allah karena takut akan rusaknya barang-barang tersebut. Takut rumahnya kemalingan. Takut mobilnya tabrakan, penyok. Takut motornya kotor, rusak dan berbagai rasa lain yang intinya merasa terlalu sayang jika milik kita itu rusak, karena digunakan untuk sabilillah. Padahal Allah telah berf irman: `Apa - apa yang ada di sisimu itu akan rusak, dan apa -apa yang ada di sisi Allah itu yang kekal.' Jadi kesimpulannya, apa saja yang kita cintai dengan amat sangat, kita cintai dengan berlebihan, kita cintai dengan terlalu, maka akan menghambat dan menghentikan langkah perjuangan. Cintamu pada sesuatu akan membutakan dan menulikan (alhadist). Lalu bagaimana ? Bagi para pejuang, pembela agama, cintailah dunia itu seperlunya saja; sak madyo saja, jangan berlebihan. Bila kita bisa mencintai dunia dengan rasa cinta yang tidak berlebihan, maka bila kita menghadapi suatu resiko perjuangan, kita berani berkorban untuknya. Kita berani tombok. Wani susuke. Kita berani meninggalkannya karena cinta kita lebih tertanam pada hal-hal yang lebih baik dan kekal dari hasil perjuangan. Dalam kenyataannya, misal mobil kita penyok ya dikentengkan, kalau kotor ya dicuci, kalau rusak ya diperbaiki dan kalau hilang ya diganti – (beli lagi). Itu dinamikanya ibadah. Tidak menggerutu dan ngomel-ngomel menyalahkan Allah. Tidak kecewa dan tidak sakit hati - merasa berat, tapi tawakal dan tetap senang dalam sabilillah. Itu merupakan seninya ibadah. Bila sikap seperti ini kita miliki, maka langkah kita dalam berjuang di agama Allah, sebagai pejuang, tidak berat – bot-boten, tetapi akan mantap – tegak untuk melangkah : rawe-rawe rantas – malang-malang putung dan terus melaju – anget-anget kebo maju. Ingatlah hadist di bawah ini. `Aku sediakan bagi hamba-hambaKu yang sholih, apa-apa yang belum pernah terlihat mata, apa-apa yang belum terdengar telinga dan apa-apa yang belum terlintas dalam benak manusia.' (Alhadist)