11.9.07

Spirit Ramadhan

InsyaAlloh Hari Kami 13 September 2007 kita akan memulai Ibadah Puasa. Bagi Orim disarankan lebih mempersungguh dan mengepolkan ibadah di bulan suci ini .

Spirit Ramadhan yang perlu kita usung guna mencapai hakikat taqwa sebagaimana diperintahkan Allah dalam Quran (QS 2 : 185) tentang puasa. Banyak orang memahami puasa dengan spirit yang salah, yang akhirnya berujung pada tidak tercapainya tujuan tersebut. Perlu ditanamkan pada diri kita bahwa puasa ini adalah proses pelatihan menuju insan yang taqwa. Jangan pernah menganggap bahwa puasa ini adalah suatu batu ujian, tahap ujian dalam menjalani ibadah. Sekali lagi perlu kita camkan bahwa bulan ramadhan ini adalah bulan pelatihan, dalam proses ibadah kita menuju taqwa. Sebab jika kita meletakkan spirit bulan ramadhan ini pada spirit yang salah, maka hasil akhir yang kita dapatkan sangat jauh berbeda. Jangan pernah menjalankan puasa ini dengan spirit ujian.

Nah, proses pelatihan ini secara tersirat diterangkan dengan kalimat - la'allakum - yaitu sebuah harapan yang akan diperoleh dari suatu proses pelatihan yaitu berpuasa.

Proses pelatihan yang harus dilakukan oleh seorang hamba dalam menjalani puasa ini pada intinya ada 2 hal. Pertama, inti dari pelatihan bagi orang yang berpuasa adalah menjaga diri dari berbuat jelek terhadap lingkungan dan Kedua adalah sebaliknya, menghindar/menyaring (screening) perbuatan yang jelak dari lingkungan sekitar kepada diri kita.

Mencegah perbuatan jelek ke lingkungan sekitar seperti; dilarang mengeluarkan perkataan yang kotor, perkataan dusta yang menyakitkan orang lain. Orang berpuasa juga dilarang berbuat jahil dan perbuatan lain yang bersumber dari diri kita. Sedangkan mencegah perbuatan jelek dari lingkungan seperti mengurangi mendengarkan barang lahan, diajak bertengkar tidak mau – katakanlah Inni shooimun 3x, dll.

Jadi orang yang berpuasa itu dilatih untuk mengenali diri sendiri dan mengendalikan diri sendiri. Dan ini adalah perbuatan yang sangat berat. Merupakan jihad yang besar (melebihi perang) yaitu melawan dan mengendalikan hawa nafsu. Karena saking besarnya itulah, maka Allah mengatakan "As-shoumu li wa ana ajzi bihi" – puasa itu untukku dan aku yang akan membalasnya.