20.6.07

Cara Cepat menjadi Kaya

1. Menabung 10% dari penghasilan 2. Kendalikan pengeluaran 3. Investasikan tabungan/ modal 4. Pastikan ada jaminan dari investasi (modal pokok terjamin aman) 5. Jadikan tempat tinggalmu sebagai investasi yang menguntungkan 6. Buatlah pendapatan di masa depan terjamin. Dari sejak jauh-jauh hari, sediakan kebutuhan-kebutuhan masa tua kalian, serta perlindungan bagi keluarga kalian. 7. Meningkatkan kemampuan, Belajar menjadi lebih bijaksana, menjadi lebih terampil, Bertindak sedemikian rupa agar kehormatan terjaga.

8.6.07

Bahagia

Apakah rahasia hidup yang bahagia itu? Banyak orang yang mengidentikkan kebahagiaan dengan segala sesuatu yang berada di luar kita, seperti harta benda yang kita miliki. Apakah kita akan berbahagia jika mempunyai rumah yang indah, mobil mewah, penghasilan yang berlimpah, dan pasangan hidup dan anak-anak yang tampan dan cantik? Mungkin Anda akan mengatakan ''ya.'' Tapi, percayalah itu tidak akan berlangsung lama. Kebahagiaan yang disebabkan hal-hal di luar kita adalah kebahagiaan semu. Kebahagiaan itu akan segera hilang begitu kita berhasil memiliki barang tersebut. Kita melihat kawan kita membeli mobil mewah, handphone yang canggih, atau sekadar baju baru. Kita begitu ingin memilikinya. Anehnya, begitu kita berhasil memilikinya, rasa bahagia itu segera hilang. Kita merasa biasa-biasa saja. Bahkan, kita mulai melirik orang lain yang memiliki barang yang lebih bagus lagi daripada yang kita miliki. Kita kembali berangan-angan untuk memilikinya. Demikianlah seterusnya. Dan kita tidak akan pernah bahagia. Budha Gautama pernah mengatakan, ''Keinginan-keinginan yang ada pada manusialah yang seringkali menjauhkan manusia dari kebahagiaan.'' Ia benar. Kebahagiaan adalah sebuah kondisi tanpa syarat. Kita tidak perlu memiliki apapun untuk berbahagia. Ini adalah sesuatu yang sudah kita putuskan dari awal. Coba katakan pada diri kita sendiri, ''Saya sudah memilih untuk bahagia apapun yang akan terjadi.'' Kita akan merasa bahagia walaupun tidak memiliki harta yang banyak, walaupun kondisi di luar tidak sesuai dengan keinginan kita. Semua itu tidak akan mengganggu karena kita tidak menempatkan kebahagiaan kita disana. Kebahagiaan yang hakiki terletak di dalam diri kita sendiri. Inti kebahagiaan ada pada pikiran kita. Ubahlah cara kita berpikir dan kita akan segera mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman batin. Ada tiga pikiran yang perlu senantiasa kita tumbuhkan. Sebenarnya kita telah diajar dan diberi tiga kunci kebahagiaan tersebut. Bahkan setiap hari kita mengucapkannya, sayang sering tanpa makna yang mendalam. Hanya penghias bibir belaka. Kunci itu ada pada kalimat tasbih, tahmid dan takbir yang kita baca setiap habis sholat atau sebelum kita tidur. Kunci pertama kebahagiaan adalah rela memaafkan. Coba renungkan kata subhanallah. Tuhanlah yang Maha Suci, sementara manusia adalah tempat kesalahan dan kealpaan. Kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Dengan memahami konsep ini, hati kita akan selalu terbuka untuk memaafkan orang lain. Seorang dokter terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan satu metode tunggal yaitu, rela memaafkan! Kunci kedua adalah bersyukur. Coba renungkan kata alhamdulillah. Orang yang bahagia adalah orang yang senantiasa mengucapkan alhamdulillah dalam situasi apapun. Ini seperti cerita seorang petani miskin yang kehilangan kuda satu-satunya. Orang-orang di desanya amat prihatin terhadap kejadian itu, namun ia hanya mengatakan, alhamdulillah cuma kuda yang hilang. Seminggu kemudian kuda tersebut kembali ke rumahnya sambil membawa serombongan kuda liar. Petani itu mendadak menjadi orang kaya. Orang-orang di desanya berduyun-duyun mengucapkan selamat kepadanya, namun ia hanya berkata, alhamdulillah. Ini pertolongan Allah semata. Tak lama kemudian petani ini kembali mendapat musibah. Anaknya yang berusaha menjinakkan seekor kuda liar terjatuh sehingga patah kakinya. Orang-orang desa merasa amat prihatin, tapi sang petani hanya mengatakan, alhamdulillah cuma patah kaki saja tidak sampai meninggal. Ternyata seminggu kemudian tentara masuk ke desa itu untuk mencari para pemuda untuk wajib militer. Semua pemuda diboyong keluar desa kecuali anak sang petani karena kakinya patah. Melihat hal itu si petani hanya berkata singkat, alhamdulillah Allah memberi cobaan sesuai kadarnya. Cerita itu sangat inspiratif karena dapat menunjukkan kepada kita bahwa apa yang kelihatannya baik, belum tentu baik. Sebaliknya, apa yang kelihatan buruk belum tentu buruk. Orang yang bersyukur tidak terganggu dengan apa yang ada di luar karena ia selalu menerima apa saja yang ia hadapi. Bersyukur dengan mengucap alhamdulillah akan menjaga hilangnya nikmat itu. Kenikamatan niscaya akan aman bersama kita. Kunci ketiga kebahagiaan adalah tidak membesar-besarkan hal-hal kecil. Coba renungkan kalimat Allahu akbar. Kita akan merasa bahwa hanya Tuhanlah yang Maha Besar dan banyak hal-hal yang kita pusingkan setiap hari sebenarnya adalah masalah-masalah kecil. Masalah-masalah ini bahkan tidak akan pernah kita ingat lagi satu tahun dari sekarang. Penelitian mengenai stres menunjukkan adanya beberapa hal yang merupakan penyebab terbesar stres, seperti kematian orang yang kita cintai, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Hal-hal seperti ini bolehlah kita anggap sebagai hal yang ''agak besar.'' Tapi, bukankah hal-hal ini hanya kita alami sekali-sekali dan pada waktu-waktu tertentu? Kenyataannya, kebanyakan hal-hal yang kita pusingkan dalam hidup sebenarnya hanyalah masalah-masalah kecil. Sebagai penutup, resapilah hadist berikut, sebagai induktor kita agar bisa lebih melihat sesuatu sesuai dengan kadarnya. Barang siapa yang mengagungkan kalamullah sungguh dia telah membesarkan barang yang besar dan mengecilkan barang yang kecil. Jadi marilah kita terus bertasbih, bertahmid dan bertakbir dan membaca kalam ilahi untuk mencapai kebahagian hakiki.