30.11.07

Mohon Maaf

InsyaAlloh saya akan pergi ke Baitulloh pada musin haji akhir tahun ini, maka saya mohon pamit untuk tidak posting dulu selama beribadah....
Saya cuti dari tgl. 3 Des 2007 - 31 Jan 2008 (luamaa pisan euy..??)..Yaah, Karena blog ini belum punya kontributor lain selain saya....
Jadi tentunya ga ada postingan selama saya pergi. Mohon maaf...Thank's telah berkunjung

29.11.07

Ibadah haji itu WAJIB hukumnya bagi setiap orang yang mengaku IMAN kepada Allah dan hari akhir, bila ia telah mampu membiayai perjalananya. MAMPU dalam hal ini adalah BIAYA, KESEHATAN & KEAMANANya. Dalam AlQur’an surah Al-Imron ayat 97: “ Walillaahi alannaasi hijjulbaitii manistatho’a ilaihi sabiilaa..Waman kafaroo fainnalloha ghoniiyyun ‘anill’aalamiin.” “…mengerjakan haj itui adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah]. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.
Sebagai orang yang mengaku beriman, sudah seharusya kita semua memiliki NIAT untuk menunaikan usaha haji. Niat itu BUKAN hanya dalam HATI, namun harus ditindak lanjuti.
Bagaimana caranya? dengan D.U.I.T. 1. DO’A (tulis doa & dalilnya) **Sholat hajat khusus meminta agar bisa berangkat haji sebelum mati **Yakin dengan doanya sendiri (keyakinan kuat) bahwa Allah pasti mengabulkan Dalil…. 'Ud'unii astajib lakum' Berdo'alah maka akan Aku Kabulkan, begitu janji Allah 2. USAHA : a) Menabung (berapa pun, bahkan Rp 100,- setiap hari boleh, contoh nya kita sndiri). Ingat, dengan usaha itu Allah pasti akan memberi lancar rejekinya. Ingat dalil: wa man jahadu fina lanahdiyannahum subulana (barangsiapa yg bersungguh-sungguh di dalam jalan Allah, maka Allah akan menunjukkan jalanya). Entah jalan itu melalui kontrak kerja, usaha, hadiah, warisan, atau bahkan mendang undian. b) Ikut Arisan Haji: keuntungan dari ikut arisan ini adalah pahala yang terus-menerus setiap kali musin haji! Bagaimana mungkin? Ya iya lah… karena setiap kali ada anggota arisan yang menunaikan ibadah haji, maka kita ikut ‘iuran’ terhadap biaya hajinya itu bukan? Jadi, siapa pun yang menang haji tahun itu, semua anggota arisan akan mendapatkan pahala! Itulah nikmat dan keuntunganya. 3 & 4. IMAN & TAWAKKAL"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan jalan keluar dan memberinya rizqi dari jalan yang tidak disangka-sangka" QS 65:2. Ya, dengan kekuatan takwa dan tawakal, Allah akan membukakan jalan dari hal yang sebelumnya tidak kita duga. Juga di QS 2: 3-5. Orang-orang yang beriman itulah yang mendapat petunjuk dan merekalah orang2 yang beruntung. Kekuatan iman dan takwakkal-lah yang benar-benar menggerakkan alam semesta mendukung (mestakung) Sebagai orang beriman kita harus MEMPERSUNGGUH bisa melaksanakan ibadah haji, sama dengan mempersungguh kita dalam melaksanakan sholat; sebab sama-sama WAJIB nya. Sama-sama RUKUN Islamnya.
KEUNTUNGAN ORANG HAJI 1. SEMPURNA islamnya, karena telah melaksanakan semua rukunnya 2. DIAMPUNI DOSAnya, sehingga ia kembali suci seperti bayi yang baru lahir 3. DIKABULKAN DOA nya, sebab telah diampuni dosanya, maka orang yang haji akan makbul doanya. Ditambah lagi, orang berhaji adalah orang yang hukumnya sedang dalam perjalanan, dimana orang musafir adalah makbul doanya. Berikut dalilnya…. 4. DIJAMIN SORGAnya. Tiada balasan bagi haji mabrur kecuali sorga 5. DIJAMIN KAYAnya. Haji itu menghilangkan kefakiran. Jadi orang yang sudah berangkat haji tidak akan jatuh miskin/fakir. Banyak kejadian dimana orang belum punya rumah, usaha dan hidupnya pas-pasan, rumah masih ngontrak, anak masih kecil, namun mempersungguh untuk pergi haji dahulu; akhirnya sepulang haji Allah memberi kelancaran rejeki dan menjadi orang kaya. Contoh: pemilik Bakso kepala sapi (ide dagang itu datangnya dari Allah bukan?) DIGANTI BIAYAnya. Semua biaya untuk pergi haji itu dianggap SODAKOH dan akan diberi pahala berlipat ganda, serta pasti diganti di dunianya. 6. DLL. masih banyak keuntungan yang lain. Oleh karena itu:
Kalau betrani ngaku IMAN harus punya niat haji Kalau ngaku iman harus berani HIDUP IRIT Kalau ngaku iman harus MEMPERSUNGGUH usaha dan doa agar bisa naik haji.
InsyaAlloh dalam waktu dekat Kami akan melaksanakan IBADAH HAJI bersama istri, berangkat dari Surabaya 11/12 dec 2007. Kepada pembaca Blog ini, kami Mohon maaf kalau ada kesalahan penulisan / perbuatan selama ini
Salam
Alex Bernadi

Socrates

Anda kenal Socrates? Dia adalah filsuf Yunani yang terkenal karena keilmuannya. Namun dari sekian banyak karyanya, mungkin ini salah satu cerita yang perlu kita simak darinya. Cerita ringan yang penuh arti, dan bagi yang sudah pernah membacanya silahkan mengulang dan pasti tidak akan pernah menyesalinya. Dijamin..! Suatu pagi, seorang pria mendatangi Socrates, dan dia berkata, "Tahukah Anda apa yang baru saja saya dengar mengenai salah seorang teman Anda?" "Tunggu sebentar," jawab Socrates. "Sebelum memberitahukan saya sesuatu, saya ingin Anda melewati sebuah ujian kecil. Ujian tersebut dinamakan saringan tiga kali." "Saringan tiga kali?" tanya pria tersebut. "Betul," lanjut Socrates. "Sebelum Anda mengatakan kepada saya mengenai teman saya, mungkin merupakan hal yang bagus bagi kita untuk menyediakan waktu sejenak dan menyaring apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa saya sebut sebagai saringan tiga kali.” Kemudian kedua orang itu pun bersiap untuk memulai ujian. "Saringan yang pertama adalah kebenaran. Sudah pastikah bahwa apa yang anda akan katakan kepada saya adalah kepastian kebenaran?" "Tidak," kata pria tersebut, "Sesungguhnya saya baru saja mendengarnya dan ingin memberitahukannya kepada Anda". "Baiklah," kata Socrates. "Jadi Anda sungguh tidak tahu apakah hal itu benar atau tidak. Hmm... sekarang mari kita coba saringan kedua yaitu kebaikan. Apakah yang akan Anda katakan kepada saya mengenai teman saya adalah sesuatu yang baik?" "Tidak, sebaliknya, mengenai hal yang buruk". "Jadi," lanjut Socrates, "Anda ingin mengatakan kepada saya sesuatu yang buruk mengenai dia, tetapi Anda tidak yakin kalau itu benar. hmmm... Baiklah Anda mungkin masih bisa lulus ujian selanjutnya, yaitu kegunaan. Apakah yang Anda ingin beritahukan kepada saya tentang teman saya tersebut akan berguna buat saya?" "Tidak, sungguh tidak," jawab pria tersebut. "Kalau begitu," simpul Socrates, "Jika apa yang Anda ingin beritahukan kepada saya... tidak benar, tidak juga baik, bahkan tidak berguna untuk saya, kenapa ingin menceritakan kepada saya?" Mari bandingkan dengan dalil-dalil:
”Tetapilah atas kalian panjangnya diam kecuali dengan kebaikan.”(alhadist) ’Barangsiapa yang beriman dengan Allah dan Hari Akhir, maka hendaklah berkata yang baik.’ (alhadist) ”Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.” An-Nisaa : 114. Banyak diantara kita terkadang melakukan hal-hal yang tidak berguna, walaupun dengan alasan kill the time misalnya. Dan kalau dihitung jumlahnya, mungkin banyak sekali. Dan saringan tiga kali ini mungkin bisa mengingatkan kita, setidaknya menjadi traffic light untuk sekedar bicara. Bukan hanya untuk menerima berita, namun juga saat kita akan menyampaikannya. Silahkan mencoba.

22.11.07

Akhlaq dan Kedermawanan

Beberapa saat yang lalu saya menemukan sebuah hadist yang sangat menggugah ghiroh saya. Pengin tahu hadistnya? Simak baik-baik petikannya berikut.
Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Asaakir, dari Jabir bin Abdillah RA, dari Rasulullah SAW, Allah berfirman, ''Inna hadza diinun irtadloituhu linafsi, lan yushlihahu illaa as-sakhoo-u wa husnul khuluq, fa akrimuuhu bihima maa shohibtumuuhumaa. Artinya; “Inilah agama yang Aku ridhai untuk diri-Ku. Tidak ada yang mampu membuatnya bagus, kecuali kedermawanan dan akhlak yang bagus. Karena itu, muliakanlah agama ini dengan yang dua itu dengan kamu menemani (melestarikan) keduanya.''
Hadist qudsi ini seolah menyimpulkan beberapa hadist yang telah kita dengar dan pelajari. Misal di K. Adab diterangkan bahwa tujuan kerasulan Muhammad SAW adalah untuk menyempurnakan akhlak. Bu’istu li utammimal akhlaq. Atau hadist lain yang menerangkan ketika Nabi SAW ditanya siapakah mukmin yang paling afdhol Nabi? Nabi SAW menjawab, “Yang paling baik akhlaqnya.” Dalam hal ini kenapa kok akhlaq? Inilah keterangannya.
Di dalam akhlak itu 'melayani' dua matra: hablun minallah (hubungan dengan Allah) dan hablun minan naas (hubungan dengan sesama manusia). Tidak dapat disebut berakhlak mulia kalau kedua matra itu tak terlayani dengan sebaik-baiknya. Bukan akhlak mulia bila keshalihan ritual tanpa dibarengi keshalihan sosial atau sebaliknya. Sama halnya dengan khusyuk (merendahkan diri di hadapan Allah), tak dapat dipisah dari tawadhu (berendah hati di hadapan makhluk).
Mengapa kedermawanan? Sebab harta adalah titipan Allah. Titipan itu bisa benar-benar menjadi anugerah kalau manfaatnya mampu menetes kepada lingkungan. Bagi seorang mukmin, segala isi dunia ini, termasuk harta, harus berfungsi ibadah. Ibadah berarti infak. ''Wa mimmaa rozaqnaahum yunfiquun, dan sebagian dari yang Kami anugerahkan, mereka infakkan: derma.'' Sungguh merugi, hartawan yang tidak demawan. Rugi diri sendiri, rugi pula masyarakatnya.
Akhlaq merupakan intern manajemen sedangkan dermawan adalah external manajemen. Jadi lakukan pengelolaan terhadap pemberian yang bersifat inert – bawaan kemudian baru melakukan manajemen terhadap pemberian. Hal ini akan mudah kita pahami kalau kita sepenuhnya memahami hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad, Sesungguhnya Allah membagi akhlaq kalian seperti Allah membagi rejeki pada kalian.
Jadi, akhlaq dan kedermawanan ini memegang peran penting dalam keberkahan umat. Dalam sebuah hadisnya Rasulullah SAW bersabda, bahwa di antara empat hal yang menentukan tegaknya dunia (masyarakat) adalah dermawannya kaum berpunya, di samping ilmunya para ulama, hadirnya pemimpin yang adil, dan doanya orang miskin.

20.11.07

Hidup ini merupakan sebuah pilihan

Dalam kehidupan kita sering melupakan prioritas hidup kita. Selalu kita mati-matian cari uang. Selalu berusaha habis-habisan. Bahkan mengorbankan kesehatan kita. Sampai pada suatu titik di mana kita jatuh sakit.
Saat kita sakit, saat badan kita terasa sakit semua, tulang rasanya ngilu, pokoknya segalanya menjadi tidak enak, maka kita tiba-tiba baru sadar. Apapun banyaknya uang yang kita punya, tetap kesehatan itu adalah hal yang sangat penting dalam hidup ini. Sering karena kesibukan bisnis kita - karena kemauan keras kita mencari uang - kita melupakan kesehatan kita.
Saat sakit, kita 'baru' menyadari bahwa saat sedang sehat, kita tidak pernah menghargai kesehatan kita sendiri. Waktu kita sakit, barulah kita menyadari bahagianya kalau menjadi orang yang sehat.
Ada sebuah cerita tentang seorang manajer yang bekerja habis-habisan. Sampai suatu ketika umur 45 tahun dia melakukan check-up di Singapore. Dan ternyata ketahuan jantungnya mengalami penutupan. Harus dilakukan operasi by-pass pada saat itu juga demi kebaikannya.
Ketika dia masuk ke ruang operasi, sadarlah manajer itu. Dia merasa yang penting di dalam hidup ini ternyata bukan cuma uang saja. Dia merasa tiba-tiba saja mengalami perubahan dalam hidupnya.
Dengan cerita ini tidak berarti saya berkata uang itu tidak penting. Uang itu penting. Kerja keras itu penting. Bekerja habis-habisan itu penting. Tapi kesehatan kita juga penting.
Kadang-kadang kita perlu berdiam sejenak untuk merenungkan kembali prioritas hidup kita. Mungkin ada orang yang bekerja mati-matian, tiba-tiba terkejut ketika mengetahui bahwa anaknya pengidap sabu-sabu, karena kurangnya perhatian darinya selaku orang tua. Dia baru sadar bahwa dia tidak meluangkan waktu untuk memperhatikan anaknya ketika melihat putranya sudah 'rusak'.
Dalam kehidupan, kita harus memikirkan prioritas hidup kita. Kita tidak mungkin berharap semuanya baik. Semuanya sempurna. Tidak bisa. Kita harus mengalokasikan berapa % waktu dan energi kita untuk mencari uang. Berapa % untuk keluarga, berapa % untuk kesehatan kita, berapa % untuk ibadah, berapa % untuk kehidupan sosial dan lainnya. Karena hidup ini adalah merupakan sebuah pilihan