24.4.07

Pasrah

Seorang pemuda pergi menemui mahaguru kebijaksanaan dan berkata, ''Guru, begitu besar kepasrahan saya pada Tuhan sampai-sampai saya tak pernah menambatkan unta saya itu. Saya biarkan unta itu dalam penjagaan Tuhan.'' Guru yang bijak itu berkata, ''Kembalilah keluar। Tambatkan untamu itu pada tiang, orang dungu! Tuhan tak akan melakukan sesuatu yang dapat kamu lakukan sendiri!'' Inilah pemahaman yang benar mengenai kepasrahan। Pasrah tak sama dengan menyerah। Pasrah justru sebuah sikap proaktif, sebuah perjuangan habis-habisan untuk melakukan apapun yang dapat kita lakukan sekaligus menyadari adanya suatu kekuatan yang bekerja di luar kontrol kita. Apa yang kita hadapi pada dasarnya dapat dibagi menjadi tiga hal। Pertama, hal-hal yang dapat kita kontrol। Jangan salah, satu-satunya yang dapat Anda kontrol hanyalah perilaku Anda sendiri. Betapapun hebatnya Anda, Anda tak akan dapat mengontrol bawahan, pasangan, maupun anak Anda. Bisa saja Anda memaksa mereka melakukan apa yang Anda inginkan, tapi itu hanya akan terjadi di depan Anda. Di belakang Anda, percayalah, hal itu tak akan mereka lakukan. Kedua, hal-hal yang tak dapat kita kontrol tapi dapat kita pengaruhi। Kita tak dapat mengontrol bawahan, tapi kita dapat mempengaruhinya agar bekerja lebih produktif. Kita tak dapat mengontrol kenaikan gaji di kantor, tapi kita dapat mengusulkannya kepada atasan. Kita tak dapat mengontrol anak untuk tak melakukan hal-hal tercela, tetapi kita dapat membekalinya dengan pendidikan agama. Sekali lagi, yang dapat kita lakukan hanyalah mempengaruhi. Ketiga, hal-hal yang berada di luar kontrol kita. Ada banyak hal yang termasuk kategori ini, seperti krisis ekonomi dan moneter (pemerintah saja tak sanggup, apalagi kita!), biaya hidup yang semakin tinggi, pencemaran udara, kondisi keamanan yang rawan, dan sebagainya. Untuk bersikap pasrah, pertama-tama Anda harus mengetahui apa yang dapat diubah dan apa yang tidak। Apapun masalah yang Anda hadapi, masukkanlah itu ke dalam ketiga kategori tersebut. Namun, disini Andapun harus hati-hati, jangan sampai salah memasukkan. Misalnya, dimana Anda akan memasukkan krisis ekonomi dan moneter? Dimana Anda akan memasukkan masalah banjir lima tahunan yang melanda Jakarta? Apakah hal itu di luar kontrol kita? Mungkin benar, kalau Anda rakyat biasa. Tapi kalau Anda adalah pejabat pemerintah dan para wakil rakyat, hal itu masuk hal-hal yang dapat Anda kontrol. Begitu juga dengan banjir lima tahunan, kalau Anda adalah pejabat di Pemda (termasuk Pak Sutiyoso) maupun beberapa pengusaha bisnis properti, masalah tersebut adalah kontribusi Anda. Inti kedua dari kepasrahan adalah ''Selalu dapat melakukan sesuatu dalam situasi apapun"' Kepasrahan bukanlah duduk termenung dan berdiam diri, tetapi konsep yang sangat dinamis dan proaktif. Anda tak dapat mengontrol harga-harga, tapi Anda dapat mengontrol gaya hidup Anda. Anda tak dapat mengontrol keamanan, tapi Anda bisa menghindari ke luar malam seorang diri. Anda tak dapat mengontrol jalanan yang macet, tapi Anda dapat berangkat ke kantor lebih pagi. Anda tak dapat melakukan apapun agar penerbangan Anda selamat, tapi Anda masih dapat menyerahkan segala sesuatunya pada Tuhan. Jangan salah, menyerahkan pada Allah bukanlah suatu tindakan yang pasif, tetapi suatu PILIHAN yang Anda ambil secara sadar. Kepasrahan akan memberi Anda ketentraman yang sejati। Ada cerita menarik mengenai sesorang yang divonis menderita kanker rahim yang sangat ganas. Ia adalah pasien di rumah sakit yang sama dan dengan stadium yang sama dengan penyanyi Nita Tilana. Bahkan ia adalah pasien yang sedianya akan dioperasi persis sebelum Nita. Bedanya, kawan saya ini minta operasinya ditangguhkan selama sebulan. Selama itu ia berpuasa dan benar-benar menyerahkan dirinya pada Allah. Ia pun tak menceritakan hal itu pada keluarganya. Kemudian terjadilah keajaiban. Kanker yang sebelumnya menyebar, sekonyong-konyong menyatu di satu tempat, sehingga mudah dikeluarkan. Sampai saat ini rekan ini masih hidup. Jadi, kepasrahan berarti melakukan usaha semaksimal mungkin, tetapi menyerahkan hasilnya pada kehendak Allah. Dalam situasi tanpa kontrol, kepasrahan berarti memilih untuk menerima apa adanya, dan menghilangkan keinginan, ambisi dan cita-cita apapun. Kepasrahan yang total lebih dari sekedar meminta sesuatu kepada Tuhan, tetapi menyerahkan segala sesuatunya pada Allah. Coba perhatikan doa Anda, masih seringkah Anda meminta sesuatu kepada Allah? Ataukah Anda mengatakan hal berikut ini, ''Ya Allah, berikanlah kepadaku apa yang terbaik menurut kehendak-Mu.''

10.4.07

Mengenali Diri Anda Sendiri

Jika Anda tidak mempunyai konsep ttg siapa Anda, perjalanan Anda kemasa depan akan penuh dengan ketidakpastian. Identitas yg terdefinisi akan membuat Anda terfokus, sambil Anda menetapkan prioritas, mengatur tugas-tugas, menangani keadaan darurat, dan menyelesaikan tantangan-tantangan dalam kehidupan pribadi maupun bisnis Anda. Identitas Anda dan bagaimana perasaan Anda ttg diri Anda sendiri adalah yg terpenting. Siapakah saya ini, tanpa peran? Lihatlah kedalam, dan apa yg Anda lihat? Apa sajakah nilai-nilai yg saya miliki, bgm saya memandang diri saya sendiri, bgm perasaan saya ttg diri saya sendiri, apakah kekuatan-kekuatan saya dan bagaimana saya akan mengatasi ketakutan-ketakutan itu? Kesuksesan didasarkan pada penilaian yg baik. Penilaian yg baik didasarkan pada pengalaman. Dan bagaimana Anda mendapatkan pengalaman? Melalui kegagalan. Orang yg malas selalu mempunyai banyak alasan dan dalih untuk menjelaskan ketidakberhasilan mereka. Jika saya mempunyai keberanian untuk melihat diri saya seperti apa adanya, saya akan menemukan apa yg salah pada cara saya menjalani kehidupan ini, dan mengoreksinya.